Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Airlangga: Penerapan Biodiesel B40 Selamatkan Devisa Rp404 Triliun

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan Indonesia siap untuk menerapkan Biodiesel B40 pada 1 Januari 2025.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjawab pertanyaan wartawan di kantornya, Kamis (15/8/2024)/Bisnis-Annasa Rizki Kamalina
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjawab pertanyaan wartawan di kantornya, Kamis (15/8/2024)/Bisnis-Annasa Rizki Kamalina

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan Indonesia siap untuk menerapkan penggunaan bahan bakar campuran Biodiesel berbasis minyak sawit 40% dengan solar (B40) pada 1 Januari 2025.

Menurutnya, penggunaan bahan bakar Biodiesel B40 pada tahun depan akan mengurangi impor terhadap solar, sehingga bisa menyelamatkan cadangan devisa RI.

"Biodiesel ini memanfaatkan 54,52 juta kiloliter dan mengurangi impor solar. Devisa yang diselamatkan sebesar Rp404,32 triliun," kata Airlangga dalam acara Green Initiative Conference di Jakarta, Selasa (24/9/2024).

Lebih lanjut, dia mengatakan, sepanjang 2018 hingga 2022, biodiesel yang tersalurkan sebanyak 63 juta kiloliter, yang berkontribusi pada penurunan gas rumah kaca sebesar 358 juta CO2e.

Perlu diketahui, sejauh ini Indonesia telah menggunakan bahan bakar biodiesel 35% alias B35. Alhasil, Airlangga mengatakan Indonesia sudah siap untuk menerapkan biodiesel B40 pada 2025.

Dari sisi kesiapan produksi, dia juga mengatakan tidak ada kendala, sebab pasokan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sebagai bahan dasar untuk biodiesel mencukupi.

"Biodiesel B40 sudah siap, karena kita sekarang sudah pakai B35. Jadi, tidak ada masalah," pungkasnya.

Kendati demikian, berdasarkan catatan Bisnis, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan adanya tantangan dalam penerapan biodiesel B40.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi mengungkapkan beberapa kendala yang menghambat B40, salah satunya pasokan bahan baku atau feedstock yang terbatas hingga perusahaan BBN yang tak beroperasi lagi.

Dari 34 badan usaha BBN yang tercatat pemerintah, Eniya menuturkan hanya 23 perusahaan yang aktif, sedangkan sisanya sudah tidak beroperasi atau belum beroperasi kembali akibat kurangnya feedstock.

Meski begitu, Eniya telah memberi perizinan untuk satu perusahaan BBN baru untuk berkontribusi menyukseskan program B40. 

"Ini menjadi bertambah ya sehingga untuk B40 nanti bisa dicapai dari segala macam sudut pandang, mau dari problem teknis, infrastruktur, dan lain sebagainya," ujarnya.

Kementerian ESDM memperkirakan stok minimal minyak kelapa sawit mentah untuk menopang program Biodiesel B40 sekitar 17,57 juta kiloliter nantinya. Hitung-hitungan itu berasal dari asumsi kebutuhan solar tahun 2024 sebesar 38,04 juta kiloliter.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper