Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan maskapai penerbangan Capital A Berhad atau AirAsia Grup menggandeng Airbus untuk pengembangan produksi Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuel/SAF).
Perusahaan juga memesan memesan 361 pesawat model A321 milik Airbus untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan penggantian armada.
Pada 2035, pesawat-pesawat baru ini diharapkan dapat mengurangi emisi CO2 AirAsia hingga 10% dibandingkan dengan tahun 2019.
Selain itu, peningkatan efisiensi operasional dan penggunaan SAF diharapkan dapat mengurangi emisi sebanyak 15% lagi, sebagai bagian dari upaya AirAsia untuk mencapai target nol emisi pada tahun 2050.
Capital A Chief Sustainability Officer Yap Mun Ching mengatakan AirAsia akan menjadi mitra utama Airbus di ASEAN untuk menguji kelayakan output SAF yang dikembangkan dengan bahan baku dan teknologi alternatif, serta inisiatif ATM inovatif yang didukung oleh tim inovasi Airbus.
“Dalam MoU, AirAsia dan Airbus menjalin kerjasama untuk mengeksplorasi produksi Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan/Sustainable Aviation Fuel (SAF) dengan pendekatan terdistribusi, menggunakan bahan baku dan teknologi alternatif di Asia Tenggara,” kata Yap Mun dalam keterangan resmi, Jumat (20/9/2024).
Baca Juga
Pada Juni lalu, AirAsia menerima pesawat A321neo baru pertamanya sejak pandemi Covid-19. AirAsia juga akan menerima lima pesawat tambahan pada kuartal keempat tahun ini yang akan mulai beroperasi di Malaysia dan Thailand.
Mulai 2024, semua pesawat Airbus yang dikirimkan ke AirAsia akan menggunakan campuran bahan bakar yang mengandung 5% SAF.
Yap Mun mengatakan kerjasama ini secara langsung menanggapi kebutuhan sektor penerbangan untuk berinvestasi dan mengembangkan solusi yang penting untuk mengurangi emisi karbon.
Selain meningkatkan efisiensi dan menggunakan SAF, Yap menambahkan bahwa langkah utama bagi AirAsia untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050 adalah dengan memperbarui armada pesawat ke model yang lebih hemat bahan bakar.