Bisnis.com, JAKARTA - CEO Capital A Berhad, induk perusahaan maskapai penerbangan AirAsia, Tony Fernandes menyebut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Pandjaitan sebagai menteri terhebat.
Hal tersebut disampaikan Tony Fernandes dalam unggahan pada akun Instagram miliknya @tonyfernandes pada Kamis (19/9/2024).
Dalam unggahan tersebut, Tony tampak mengenakan setelan jas berwarna abu-abu dengan sepatu berwarna putih. Di sampingnya, tampak Luhut mengenakan kemeja lengan panjang dengan perpaduan warna coklat muda dan coklat tua dan celana bahan berwarna hitam. Keduanya tampak berdiri berdampingan sembari tersenyum.
Melengkapi unggahannya, Tony menyebut bahwa Luhut merupakan salah satu Menteri terhebat yang pernah bekerja sama dengannya.
“@luhut.pandjaitan adalah salah satu menteri pemerintah terhebat yang pernah bekerja sama dengan saya. Pak Luhut adalah orang yang berhati besar,” tulis Tony dalam unggahannya, Kamis (19/9/2024).
Menurutnya, Luhut merupakan sosok yang mengutamakan kepentingan Indonesia. Dia juga menilai bahwa visi Luhut konsisten dan dinamis, serta dikelilingi generasi muda Indonesia yang paling cerdas.
Baca Juga
“Ia loyal, penuh perhatian, dan profesional. Merupakan suatu kehormatan bekerja dengannya,” ujarnya.
Kritik Harga Avtur RI
Sebelumnya, Tony Fernandes pada Kamis (5/9/2024), sempat mengkritik harga avtur di Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara lainnya di Asean seperti Singapura dan Malaysia.
“[Avtur] 28% lebih mahal dibandingkan dengan Malaysia atau Singapura. Jika di Malaysia harga berubah setiap hari, tapi di Indonesia [Pertamina] punya mekanisme yang berbeda yang kami tidak pahami,” kata Tony kepada wartawan, Kamis (5/9/2024).
Menurutnya, tingginya harga avtur menjadi salah satu pemicu tingginya harga tiket pesawat di Indonesia. Selain itu, dia menyebut mahalnya tiket pesawat juga disebbakan pajak yang dikenakan lebih dari satu kali, yaitu pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak suku cadang.
Dia mengatakan, melambungnya harga avtur disebabkan oleh minimnya kompetisi penyedia avtur, yang kemudian berdampak pada biaya operasional maskapai dan tingginya harga tiket pesawat penerbangan domestik di Indonesia dibandingkan dengan negara lainya.
Untuk itu, dia berencana untuk berdiskusi dengan Luhut ihwal tingginya harga tiket pesawat di Indonesia serta faktor-faktor yang memengaruhinya.