Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenkeu Sebut Konsumsi Masyarakat Tetap Kuat, Ini Buktinya

Kepercayaan konsumen terus membaik, seiring pulihnya Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).
Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita edisi April 2024 pada Senin (27/5/2024). Dok Youtube Kemenkeu RI
Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita edisi April 2024 pada Senin (27/5/2024). Dok Youtube Kemenkeu RI

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan menyatakan bahwa perekonomian domestik terus menunjukkan tren yang positif hingga Agustus 2024.

Kondisi tersebut tercermin dari beberapa indikator konsumsi masyarakat yang tetap kuat. Salah satunya, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Agustus 2024 yang tetap berada di zona optimis (indeks > 100), menguat ke level 124,4 dari posisi 123,4 pada bulan sebelumnya.

Optimisme tersebut didukung oleh membaiknya kepercayaan konsumen terhadap Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) terhadap masa depan ekonomi domestik. 

Jika dirincikan, IKE dan IEK Agustus 2024 masing-masing tercatat sebesar 114,0 dan 134,9.

Komponen IKE yang positif pada periode tersebut didukung oleh keyakinan masyarakat yang membaik pada Indeks Penghasilan Saat Ini, sementara Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama relatif stabil.

“Di sisi lain, komponen IEK juga tercatat tetap optimis, dengan Indeks Ekspektasi Penghasilan, Ketersediaan Lapangan Kerja, dan Ekspektasi Kegiatan Usaha mengalami peningkatan,” tulis BKF Kementerian Keuangan dalam Laporan Ekonomi dan Keuangan Mingguan, dikutip Rabu (18/9/2024).

Indikator lainnya, data Indeks Penjualan Riil (IPR) yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan sebesar 4,5% yoy pada Juli 2024, dengan angka mencapai 212,4, naik secara tahunan dari Juli 2023 yang sebesar 203,3.

Namun demikian, IPR pada Juli 2024 turun secara bulanan dari posisi 229,0 pada Juni 2024. Secara tahunan, penjualan ritel terindikasi terus membaik, terutama di sektor makanan, minuman, dan tembakau, serta subkelompok sandang. 

Di sisi lain, penurunan penjualan bulanan terutama didorong oleh adanya penurunan penjualan di kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok suku cadang dan aksesori. 

“Hal ini terjadi akibat normalisasi permintaan pasca Hari Besar Keagamaan Nasional [HKBN] Iduladha,” tulis BKF.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper