Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbas Aksi Mogok Kerja, Boeing Pertimbangkan Rumahkan Karyawan

Produsen pesawat asal AS Boeing tengah mempertimbangkan untuk merumahkan karyawannya seiring dengan upaya perusahaan memangkas biaya.
Boeing 737 MAX. Dok Boeing
Boeing 737 MAX. Dok Boeing

Bisnis.com, JAKARTA - Produsen pesawat asal AS, Boeing, membekukan perekrutan dan tengah mempertimbangkan untuk merumahkan karyawannya seiring dengan upaya perusahaan memangkas biaya. Upaya ini dilakukan di tengah aksi pemogokan lebih dari 30.000 pekerjanya yang sudah memasuki hari keempat pada Senin.

Mengutip Reuters pada Selasa (17/9/2024), Boeing dan pimpinan serikat pekerja salah dalam menilai kemarahan di antara anggota serikat yang mendukung pemogokan dengan dukungan 96% pada minggu lalu, menghentikan produksi seri 737 ketika Boeing sedang mencoba untuk mempercepat jalur perakitan. 

Kini, para eksekutif perlu menemukan cara untuk menahan penghentian pekerjaan dengan tawaran baru dalam pembicaraan yang dilanjutkan pada  Selasa waktu setempat.

“Pemogokan ini sangat membahayakan pemulihan kita dan kita harus mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghemat uang dan menjaga masa depan kita bersama,” kata CFO Boeing, Brian West, kepada karyawannya melalui surat pada Senin.

Boeing akan menghentikan pemesanan komponen pada program 737 dan 767 kepada para pemasok perusahaan. West juga menyebut program 777 turut terkena dampak penghentian tersebut. West juga menyebut dirinya mengetahui bahwa tindakan ini akan menciptakan ketidakpastian dan kekhawatiran.

Pekan lalu, West mengatakan prioritas pertamanya adalah menjaga peringkat kredit Boeing, yang berada satu tingkat di atas kredit buruk atau junk.

Penghentian pemesanan sebagian besar pesanan suku cadang untuk semua program pesawat jet Boeing kecuali 787 Dreamliner sangatlah jarang terjadi. Hal ini akan memberikan kejutan bagi industri penerbangan yang masih berjuang untuk pulih pascapandemi Covid-19.

Beberapa eksekutif segera memperingatkan akan terjadinya lingkaran setan kepergian pekerja ketika industri ini sedang berjuang melawan persaingan dari sektor lain untuk menarik pekerja dan insinyur dirgantara baru.

“Perusahaan-perusahaan kecil tidak punya uang untuk mengatasi hal ini sehingga mereka akan mulai melakukan PHK. Maka orang-orang itu tidak akan segera kembali dan siklusnya akan terus berlanjut," kata seorang sumber senior di rantai pasokan

Beragam Krisis Boeing

Sebelum pekerja pabriknya melakukan aksi mogok, Boeing telah bergulat dengan krisis keselamatan dan produksi yang dipicu oleh panel pintu yang terlepas dari pesawat 737 MAX yang sedang terbang pada Januari lalu dan dibebani dengan utang sebesar US$60 miliar.

“Kami yakin pemogokan yang berkepanjangan akan memakan biaya dan sulit untuk diserap, mengingat posisi keuangan perusahaan yang sudah tertekan. Pemogokan yang lebih singkat, dalam waktu beberapa minggu, kemungkinan akan dapat dikelola oleh Boeing dan tidak mengarah pada tindakan pemeringkatan negatif,"  jelas S&P Global Ratings dalam laporannya.

Analis ekuitas Chris Olin di Northcoast Research mengatakan bahwa Boeing kemungkinan harus mengurangi 33-35 jet dari rencana produksinya karena pemogokan tersebut, yang mengakibatkan hilangnya pendapatan sebesar US$102 juta setiap hari dan secara keseluruhan sebesar US$3 miliar atau lebih.

Asosiasi Internasional Ahli Mesin dan Pekerja Dirgantara atau The International Association of Machinists and Aerospace Workers (IAM) menolak tawaran yang mencakup kenaikan gaji sebesar 25% selama empat tahun tetapi menghapus bonus kinerja tahunan. Serikat pekerja awalnya meminta kenaikan 40%.

Para pemimpin serikat pekerja akan bertemu dengan mediator federal dan Boeing pada Selasa waktu setempat, kata IAM dalam sebuah postingandi feed media sosial X pada Sabtu lalu.

Jon Holden, pemimpin perundingan serikat pekerja, mengatakan pada hari Sabtu bahwa para pekerja menginginkan Boeing meningkatkan tawaran upahnya dan mengembalikan dana pensiun manfaat pasti yang dihapuskan satu dekade lalu sebagai imbalan untuk mempertahankan produksi pesawat di Negara Bagian Washington.

Dua sumber serikat pekerja mengatakan kepada Reuters bahwa mereka tidak memperkirakan Boeing akan mengembalikan dana pensiun yang lama, namun permintaan tersebut dapat digunakan untuk menegosiasikan kontribusi pensiun perusahaan yang lebih besar dan gaji yang lebih tinggi.

Anggota serikat pekerja yang berjaga di luar pabrik Boeing di sekitar Seattle merasa optimis mengenai peluang mereka untuk mendapatkan kesepakatan yang lebih baik dari Boeing, namun hanya sedikit yang memperkirakan hal itu akan terjadi dengan cepat.

“Tidak dengan sejarah cara Boeing dan serikat pekerja bernegosiasi di masa lalu,” kata Chris Ginn, pria berusia 37 tahun yang bekerja di sebuah pabrik di utara Seattle yang memproduksi 777 jet.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper