Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APsyFI) memastikan sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) mendukung hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang menunjuk Anindya Bakrie sebagai Ketua Umum Kadin periode 2024 - 2029.
Ketua Umum APSyFI Redma Gita Wirawasta menuturkan bahwa di tengah tekanan kondisi perekonomian bangsa, peran dunia usaha sangat penting untuk memberi masukan kepada pemerintah mendatang.
Untuk itu, APSyFI mendukung penuh penunjukan Anindya Bakrie yang disebut mampu untuk menyampaikan hingga memastikan bahwa seluruh masukan pelaku usaha dapat disampaikan pemerintah.
“Bukan hanya sekedar menyampaikan, tapi memastikan bahwa masukannya didengar, dikaji dan diimplementasikan” jelasnya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (17/9/2024).
Di sisi lain, Redma menekankan bahwa kondisi dunia usaha khususnya sektor manufaktur dengan tanda-tanda deindustrialisasi harus segera disikapi dan perlu langkah perbaikan secepatnya.
Redma berharap Anindya sebagai ketua umum Kadin baru dapat mengoordinasikan sejumlah permasalahan antarsektor dan melakukan langkah optimal di pasar domestik.
Baca Juga
Kemudian, Redma menambahkan bahwa sektor manufaktur yang saat ini dalam tren pemutusan hubungan kerja (PHK), termasuk TPT di dalamnya sangat penting untuk segera diselamatkan agar terhindar dari jurang krisis.
“Karena sektor manufaktur ini selain berfungsi sebagai penghasil devisa dan pemenuhan kebutuhan domestik juga berfungsi sebagai jaring pengaman sosial ekonomi sebagai sektor yang saat ini menyerap 18,82 juta tenaga kerja” tuturnya.
Kendati memberikan dukungan penuh, Redma mewanti-wanti agar Kadin ke depan dapat serius menghadapi tantangan yang bakal dihadapi. Salah satunya yakni untuk dapat meningkatkan pertumbuhan industri pengolahan mencapai 10% ke atas dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sekitar 25%.
Hal itu diperlukan guna mengejar komitmen pertumbuhan ekonomi presiden terpilih Prabowo Subianto tembus 8%.
“Saya kira kita semua paham hitung-hitungan ini dan tantangan Kadin ke depan memperjuangkan itu, jangan sampai kinerja manufaktur jeblok lagi dengan pertumbuhan hanya 4% bahkan di bawah pertumbuhan ekonomi” tekan Redma.