Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Tenaga Kerja di 3 Sektor Ini Meningkat di Tengah Badai PHK

LPEM UI melaporkan permintaan tenaga kerja di tiga sektor industri mengalami peningkatan di tengah maraknya PHK.
Sejumlah buruh menggunakan sepeda motor saat aksi di kawasan MM 2100, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (30/11/2023).Mereka menuntut penetapan UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota) Bekasi sebesar 15 persen pada tahun 2024. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
Sejumlah buruh menggunakan sepeda motor saat aksi di kawasan MM 2100, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (30/11/2023).Mereka menuntut penetapan UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota) Bekasi sebesar 15 persen pada tahun 2024. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah

Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) melaporkan permintaan tenaga kerja di tiga sektor yakni kesehatan, teknologi informasi dan logistik mengalami peningkatan di tengah maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK). 

Peneliti LPEM FEB UI, Nia Kurnia Sholihah, mengutip data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mengungkapkan bahwa permintaan tenaga kerja di sektor teknologi informasi tumbuh sebesar 15% sepanjang 2023.

“Ini seiring dengan percepatan transformasi digital di berbagai industri,” kata Nia dalam Labor Market Brief, dikutip Minggu (15/9/2024).

Selain sektor teknologi informasi, permintaan tenaga kerja di sektor kesehatan khususnya terkait dengan layanan kesehatan jarak jauh (telemedicine) tumbuh sebesar 12% di tahun yang sama.

Demikian halnya sektor logistik yang turut mengalami lonjakan permintaan tenaga kerja hingga 18%. Hal ini didorong oleh meningkatnya aktivitas e-commerce dan distribusi barang selama pandemi serta pascapandemi Covid-19.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2024 mencatat tingkat pengangguran terbuka di Indonesia sebesar 5,35%, menunjukkan penurunan dari 5,86% pada Agustus 2022, dan 6,49% pada Agustus 2021.

Kendati begitu, angka tersebut dalam tren penurunan hingga mencapai 5,25% pada Februari 2024, menunjukkan pemulihan yang berkelanjutan di pasar tenaga kerja.

Namun, Nia menyebut dampak dari PHK masih sangat terasa di beberapa sektor, utamanya industri yang sangat bergantung pada ekspor dan yang mengalami tekanan akibat perubahan ekonomi global.

“Hal ini terutama terlihat di daerah-daerah industri utama seperti Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten, yang mencatat angka PHK cukup tinggi sepanjang 2023 dan awal 2024,” ujarnya.

Sementara itu, data Kemenaker mencatat setidaknya 237.080 tenaga kerja ter-PHK pada periode Januari-Oktober 2023. Angka ini menunjukkan adanya peningkatan yang konsisten selama periode tersebut. Jika melihat lebih rinci, misalnya pada Oktober 2023 saja, jumlah pekerja yang terkena PHK mencapai 45.576 orang, yang merupakan peningkatan dari angka pada awal tahun.

Selain itu, pada semester I/2024, tercatat 32.064 pekerja dirumahkan atau naik 21,45% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Peningkatan ini terjadi di berbagai provinsi, dengan angka PHK terbesar terjadi di DKI Jakarta sebanyak 7.469 orang, diikuti oleh Banten 6.135 orang, dan Jawa Barat 5.155 orang.

Adapun, beberapa sektor yang menjadi penyumbang terbesar dalam peningkatan angka PHK di antaranya manufaktur, teknologi, serta perbankan dan jasa keuangan. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper