Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah dinilai perlu memperbaiki kondisi tata kelola pangan yang masih carut marut sebelum mengembangkan mega farm atau peternakan sapi perah terintegrasi di Indonesia.
Pengembangan mega farm dilakukan untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
Pengamat Pertanian dari Center of Reform on Economic (Core), Eliza Mardian, menyampaikan, perbaikan tata kelola pangan diperlukan mengingat pengembangan mega farm membutuhkan investasi yang besar serta kesiapan, baik dari sisi sumber daya manusia (SDM) maupun logistik.
“Kondisi tata kelola pangan Indonesia masih carut marut, belum diperbaiki hingga ke akar persoalan,” kata Eliza kepada Bisnis, Senin (9/9/2024).
Jika pemerintah ingin mengambil jalan pintas, Eliza khawatir investor pemodal besar akan berlomba-lomba untuk mengambil peranan dalam program MBG ini.
Sementara, lanjutnya, peternak lokal dengan segala keterbatasan modal, SDM, dan teknologi, justru tidak kebagian kue ekonomi MBG yang dialokasikan sebesar Rp71 triliun.
Baca Juga
Menurut Eliza, program MBG ini sebetulnya dapat menjadi momentum pemerintah untuk membenahi tata kelola pangan di Tanah Air, membangun dan memperkuat rantai pasok lokal, serta linkage peternak/petani/nelayan lokal dengan program.
Selain itu, program ini semestinya dapat menjadi captive market serta memberikan kepastian harga dan jaminan pasar bagi produsen lokal.
Direktur Utama ID Food Sis Apik Wijayanto sebelumnya mengungkapkan bahwa pihaknya tengah berencana membangun mega farm untuk mendukung program susu gratis yang dicanangkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
Sis Apik menyebut, pihaknya tengah mengkaji rencana tersebut, termasuk dampaknya terhadap ekonomi dan masyarakat.
“Proyeknya tidak bisa cepat, ini jangka panjang, sekarang sedang dikaji manfaat ekonomi secara bisnis dan manfaat bagi masyarakat,” jelas Sis Apik di Kompleks Parlemen, Rabu (4/9/2024).
Adapun, mega farm tersebut rencananya akan dibangun di atas lahan seluas 300-400 hektare milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII di Subang, Jawa Barat.
Namun, ID Food belum dapat memastikan total produksi susu yang dihasilkan dari peternakan ini. Pasalnya, pihaknya belum melakukan kajian lebih lanjut terkait hal ini.
Selain itu, Sis Apik memperkirakan pengadaan susu dari mega farm ini kemungkinan baru terealisasi pada 2-3 tahun mendatang.
“Makanya sementara perlu ada alternatif untuk memenuhi kebutuhan program susu gratis,” ujarnya.