Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bapanas: Stok Beras RI Aman 8,13 Juta Ton Sampai Akhir 2024

Indonesia akan memiliki stok beras sebesar 8,13 juta ton hingga akhir tahun ini, apabila produksi dalam negeri tercapai 30,8 juta ton.
Buruh menata karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat. Bisnis/Rachman
Buruh menata karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat. Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA — Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan bahwa stok pangan nasional, termasuk beras tetap aman sampai akhir 2024.

Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional Sarwo Edhy mengatakan bahwa posisi neraca pangan nasional  sampai dengan saat ini masih aman, sebagaiman mengacu data 23 Agustus 2024.

Dia menuturkan bahwa Indonesia akan memiliki stok beras sebesar 8,13 juta ton hingga akhir tahun ini, apabila produksi dalam negeri tercapai 30,8 juta ton.

“Artinya masih cukup untuk sekitar 2,5 bulan, jadi nyambung ke panen berikutnya. Dengan catatan, impor bisa terealisasi sekitar 3,6 juta ton,” kata Sarwo dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara daring, Senin (9/9/2024).

Namun demikian, Sarwo menyampaikan bahwa posisi impor beras sampai dengan saat ini mencapai 2,75 juta ton. Adapun, sisanya akan diimpor apabila produksi dalam negeri tidak memenuhi target 30,8 juta ton.

Bapanas juga menyampaikan bahwa stok jagung relatif aman, yakni mencapai 2,9 juta ton pada akhir 2024. Begitu pun dengan kedelai yang memiliki stok 143.051 ton hingga akhir tahun, dengan catatan ada impor sebesar 2,4 juta ton.

Beranjak dari sisi bawang, Sarwo menuturkan bahwa stok bawang merah dan bawang putih juga masih cukup, masing-masing sebesar 87.370 ton dan 60.019 ton yang diperkirakan akan ada di sisa akhir 2024.

Sama halnya dengan cabai besar hingga cabai rawit yang tercatat aman, meski harga cabai relatif melambung tinggi. “Karena memang produksi di lapangan itu [cabai] naik turun, ketika produksinya berkurang, maka otomatis harga tinggi berlaku supply-demand,” ungkapnya.

Berikutnya, stok daging sapi kerbau sampai dengan akhir tahun sebanyak 180.082 ton. Namun, dengan catatan impor sekitar 260.000 ton terealisasi dan produksi dalam negeri sebesar 488.959 dapat tercapai.

Kemudian, lanjut dia, untuk stok daging ayam ras sebanyak 239.944 ton, apabila produksi mencapai 3,8 juta ton stok telur ayam juga aman, yakni sebesar 168.172 ton.

Untuk stok gula konsumsi juga aman dengan stok yang mencapai 1,32 juta ton, apabila produksi dalam negeri 2,5 juta ton dan realisasi impor sekitar 850.000 ton. Serta, stok minyak goreng relatif aman sebesar 336.818 ton.

Dari sisi cadangan pangan pemerintah, Sarwo menyampaikan bahwa saat ini BUMN Pangan sebagai perpanjangan tangan pemerintah hanya memiliki stok pangan yang sangat kecil dibandingkan dengan kebutuhan bulanan nasional.

Imbasnya, BUMN Pangan tidak dapat secara maksimal melakukan intervensi untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan di hulu hilir, sebab adanya keterbatasan modal.

Kendati demikian, Sarwo menyebut bahwa pihaknya telah mengusulkan kepada Kementererian Keuangan (Kemenkeu) untuk menyiapkan dana talangan dengan subsidi murah. Sehingga, sambung dia, BUMN Pangan dapat bergerak lebih luas dalam menyiapkan cadangan pangan dengan tidak menggunakan bunga komersial.

“Sehingga dana ini in-hold, jadi tidak hilang, tetapi dengan bunga rendah. Ini yang sedang kami upayakan,” jelasnya.

Sarwo juga menyampaikan bahwa stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang saat ini mencapai 44.910 ton. Kondisi ini menandakan bahwa pasokan stok beras masih cukup.

Dia menjelaskan Pasar Induk Cipinang merupakan Barometer untuk perdagangan beras di Indonesia. Perlu diketahui, jelas dia, minimal stok beras di posisi aman di Induk Cipinang adalah 30.000 ton. “Ini sudah di atas surplus 14.000,” imbuhnya.

Di samping itu, Bapanas juga melakukan monitoring terhadap penyaluran bantuan pangan. Tercatat, pada tahap pertama telah rampung 100% terhadap 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM), yaitu sebesar 658.133 ton periode Januari—Maret.

Penyaluran bantuan pangan tahap kedua untuk periode April—Juni rampung sekitar 22 juta KPM dengan volume 653.238 ton. Angka ini lebih rendah dikarenakan adanya perbaikan data KPM.

“Untuk bantuan tangan tahap ketiga, sesuai dengan arahan Bapak Presiden [Joko Widodo] akan dibantukan pada Agustus, Oktober, dan Desember. Ini realisasinya baru mencapai 217.047 ton sampai dengan saat ini,” tandasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper