Bisnis.com, NUSA DUA - Indonesia berupaya untuk meningkatkan kerja sama internasional guna mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Hal tersebut menjadi salah satu misi Indonesia dalam Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak atau High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024 di Bali pada 1-3 September 2024.
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, memaparkan upaya peningkatan kerja sama internasional dilakukan guna mendorong kesejahteraan global dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam laporan global terbaru mengenai TPB/SDGs yang dirilis oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Indonesia menunjukkan kemajuan yang signifikan. Peringkat Indonesia naik dari posisi 102 pada 2019 menjadi 75 pada 2023.
Amalia menyebutkan, sekitar 63% indikator TPB/SDGs di Indonesia telah mencapai target, sementara 16% indikator lainnya menunjukkan perbaikan yang signifikan.
"Pencapaian ini menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu negara paling progresif dalam pencapaian TPB/SDGs di kelompok negara berpenghasilan menengah atas," kata Amalia dikutip dari keterangan resminya, Minggu (1/9/2024).
Baca Juga
Amalia menambahkan, pencapaian ini menjadi bukti nyata komitmen Indonesia untuk mengatasi tantangan global dan mencapai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Adapun, selama periode 2021-2022, Indonesia telah melaksanakan berbagai kegiatan seperti pelatihan, workshop, seminar, dan berbagi pengetahuan dengan negara-negara di Afrika, Asia Tenggara, dan Pasifik Selatan.
Amalia mengatakan, kegiatan ini tidak hanya mempererat hubungan ekonomi tetapi juga berbagi pengalaman dalam perencanaan dan pembangunan.
Peran aktif Indonesia dalam Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular juga menjadi contoh. Amalia menuturkan, hal ini merupakan sebuah inisiatif yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan dan riset ekonomi antar negara berkembang.
Adapun, untuk mendukung proyek pembangunan yang berkelanjutan, Indonesia juga telah mengadopsi metode pembiayaan inovatif seperti blended finance.
Salah satu contoh penerapan blended finance adalah pembangunan desa wisata di Bali, yang memobilisasi investasi dan membangun infrastruktur tanpa membebani APBN atau APBD. Skema ini mencakup berbagai sumber dana, termasuk dari sektor swasta, untuk menciptakan solusi pembiayaan yang berkelanjutan.
Amalia mengatakan, metode pembiayaan tersebut memungkinkan Indonesia untuk menggabungkan sumber daya publik dan swasta, yang tidak hanya mempercepat pembangunan tetapi juga memastikan keberlanjutan jangka panjang.
Amalia mengatakan, HLF MSP 2024 akan menjadi platform bagi para pemimpin global, praktisi, dan pemangku kepentingan untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan solusi praktis dalam mempercepat pencapaian pembangunan dan memperkuat perekonomian negara-negara berkembang.
"Kami ingin memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga berkelanjutan, tanpa mengorbankan lingkungan atau kesejahteraan sosial," ujarnya.