Bisnis.com, BADUNG - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI mengungkap deretan kerja sama Indonesia-Afrika yang dapat mewujudkan rantai pasok 4 sektor strategis yaitu pangan, energi, kesehatan, dan mineral. Adapun, nilai kerja sama bisa mencapai US$3,5 miliar atau setara dengan Rp54,3 triliun.
Berdasarkan akun resmi Instagram Kemlu RI @kemlu_ri, Minggu (1/9/2024) juga mengungkap beberapa MoU kerja sama yang akan ditandatangani dan Indonesia akan menjajaki peluang kerja sama lainnya melalui Indonesia-Afrika Forum (IAF) ke-2 pada 1-3 September 2023 di Bali.
Untuk diketahui, Indonesia dan Afrika memiliki fokus ke beberapa sektor yang mencerminkan kesamaan kepentingan. Sebelumnya, beberapa kerja sama Indonesia-Afrika juga sudah terjalin lewat perusahaan swasta.
"Terdapat beberapa MoU kerja sama yang akan ditandatangani dalam IAF 2024, seperti MoU pengembangan pupuk dan monetisasi gas sebagai sumber energi pembuatan pupuk di Tanzania," tulis akun @kemlu_ri.
Selain itu, terdapat MoU pengelolaan panas bumi dan tenaga matahari, MoU perkenunan kelapa sawit, MoU pengembangan produk farmasi, terutama vaksin.
Sejauh ini terdapat beberapa kerja sama Indonesia-Afrika melalui perusahaan swasta Indonesia yang sudah berjalan seperti ekspor sekitar 1.000 miliar vaksin ke sejumlah negara di Afrika.
Baca Juga
Tak hanya itu, kerja sama lainnya yakni melakukan pembangunan pabrik mi instan di Nigeria, pengolahan minyak atsiri cengkeh di Zanzibar yang akan menambah kilang di Afrika, serta impor pangan dan pupuk Indonesia oleh Afrika.
"Ke depannya, Indonesia akan menjajaki peluang kerja sama di sektor mineral kritis untuk membangun rantai pasok bahan baku baterai kendaraan listrik antara Indonesia dan Afrika," tambahnya.
Untuk diketahui, IAF ke-2 di Bali diperkirakan akan menghasilkan MoU senilai US$3,5 miliar, di mana US$2,8 miliar di antaranya sudah ditandatangani per 28 Agustus 2024. Capaian tersebut jauh melebihi MoU IAF 2018 sebesar US$568 juta.