Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) mencatat saat ini sisa alokasi pembiayaan rumah subsidi atau fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) hanya sebesar Rp5,1 triliun.
Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho mengungkap pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) seiring dengan tipisnya likuiditas pembiayaan rumah subsidi itu.
"Saat ini kita sedang proses untuk menyelesaikan sisa kuota yang masih belum tersalur kurang lebih ada Rp5,1 triliun," tuturnya saat ditemui di Kantor BP Tapera, Jakarta, Senin (26/8/2024).
Heru berharap, pencairan tambahan pembiayaan FLPP dapat segera dicairkan pada September 2024. Hal itu diperlukan untuk menutup kekhawatiran para pengembang.
"Saya kira lagi running ya sedang proses. Kementerian PUPR sudah sangat intens dengan Kemenkeu. Kami sebagai operator ya tinggal nunggu saja," imbuhnya.
Sebagai informasi, BP Tapera mencatat telah menyalurkan FLPP mencapai Rp13,62 triliun hingga periode 15 Agustus 2024.
Baca Juga
Deputi Komisioner Bidang Pemupukan Dana Tapera BP Tapera Doddy Bursman menuturkan, pembiayaan FLPP tersebut telah mencakup pembiayaan kepada 111.784 unit rumah yang tersebar di 33 provinsi mencakup 387 kabupaten/kota.
"[Pembiayaan Rp13,62 triliun] disalurkan oleh 37 bank penyalur dan dibangun oleh 6.579 pengembang di 9.713 perumahan," tuturnya.
Sementara itu, pada periode yang sama, Doddy menjelaskan bahwa pihaknya telah menyalurkan sebanyak 3.512 unit rumah senilai Rp583,55 miliar lewat program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).