Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Pantau Sidang Gubernur BOJ di Parlemen Jepang, Ada Kejutan Lagi?

Pelaku pasar bersiap menghadapi kejutan lanjutan saat Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda memberikan kesaksian di sidang parlemen Jepang pada Jumat (23/8/2024).
Kantor pusat Bank of Japan (BOJ) di Tokyo, Jepang, Rabu, 31 Juli 2024./Bloomberg-Akio Kon
Kantor pusat Bank of Japan (BOJ) di Tokyo, Jepang, Rabu, 31 Juli 2024./Bloomberg-Akio Kon

Bisnis.com, JAKARTA - Penampilan Gubernur Bank of Japan (BOJ), Kazuo Ueda, di parlemen Jepang pada Jumat (23/8/2024) membuat investor bersiap menghadapi potensi kejutan setelah retorika hawkishnya berimbas pada aksi jual besar-besaran di pasar saham global awal bulan ini. 

Mengutip Bloomberg, anggota parlemen Jepang akan menghujani Ueda dengan pertanyaan selama lima jam. Sesi pertama dimulai pada pukul 9:30 pagi waktu setempat di majelis rendah parlemen. Kemudian, sidang kedua akan berlangsung pada pukul 1 siang. di majelis tinggi. Setiap sesi berlangsung selama dua setengah jam. 

Mengingat pernyataannya akan disampaikan beberapa jam sebelum pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell di Jackson Hole, Ueda kemungkinan akan berhati-hati untuk menjaga ketenangan pasar. Pengamat BOJ mengharapkan dia untuk menyesuaikan tingkat sikap hawkish dalam pernyataannya dan juga berjanji untuk menaikkan suku bunga secara hati-hati setelah prospek BOJ terwujud.

Adapun, sidang ini terbilang tidak biasa mengingat hal tersebut dilakukan ketika parlemen tidak berada dalam masa sidang. Hal ini mencerminkan kekhawatiran beberapa anggota parlemen terhadap proses normalisasi kebijakan BOJ dan gejolak pasar setelah kenaikan suku bunga pada tanggal 31 Juli.

Ueda menanggung sebagian tanggung jawab atas anjloknya pasar yang menghapus sebanyak US$6,4 triliun dari pasar saham global bulan ini. Kenaikan yen mengejar banyak spekulator dari carry trade yen, memicu penurunan terbesar dalam sejarah Nikkei 225. Pasar telah mengurangi sebagian besar kerugian.

Menjelang kemunculan Ueda, yen sedikit berubah di sekitar 146,17 terhadap dolar pada pukul 7:50 pagi di Tokyo setelah melemah semalam. Mata uang tersebut telah berayun antara 144,46 dan 148,05 terhadap dolar pada minggu ini. Jika pasar menafsirkan komentar Ueda sebagai hawkish, yen kemungkinan akan menghapus pelemahan semalam.

Ueda diperkirakan akan mengikuti jejak Wakil Gubernur BOJ, Shinichi Uchida, yang berusaha meredam gejolak pasar dengan mengatakan BOJ tidak akan menaikkan suku bunga pada saat pasar keuangan tidak stabil. Uchida juga mengatakan BOJ harus mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah untuk saat ini.

Adapun, ketenangan pasar telah berangsur pulih sejak komentar Uchida pada 7 Agustus lalu. Para pelaku pasar akan menguraikan kata-kata dan nada Ueda dalam sidang hari iniuntuk mengetahui adanya perbedaan sekecil apa pun dalam sinyal. 

Sebagian besar ekonom masih memperkirakan BOJ akan menaikkan suku bunga pada kuartal keempat atau bulan Januari, menurut survei yang dilakukan awal bulan ini.

Insentif tambahan bagi Ueda untuk tetap bersikap selembut mungkin adalah transisi politik yang sedang berlangsung di Jepang. Dengan mundurnya Perdana Menteri Fumio Kishida, Ueda ingin memastikan bahwa dirinya tetap mendapatkan kepercayaan dari anggota parlemen. 

Sebagai informasi, Ueda dipilih oleh Kishida sendiri untuk memimpin BOJ. Pemilihan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal yang berkuasa pada 27 September akan menentukan siapa yang akan menggantikannya sebagai perdana menteri.

Meski komunikasi Ueda secara umum diterima dengan baik oleh para pengamat dan anggota parlemen BOJ, dirinya menghadapi kritik keras dalam beberapa kesempatan. Pada bulan April ia membuat pernyataan yang tidak menunjukkan adanya krisis akibat melemahnya yen dengan cepat. Setelah mata uang Jepang semakin terpuruk, pemerintah terpaksa melakukan intervensi di pasar untuk menghentikan penurunan tersebut.

Ueda cenderung memberikan jawaban yang menyeluruh dan terkadang terkesan bertentangan terhadap pertanyaan yang diajukan oleh jurnalis dan anggota parlemen. 

Sebagai mantan akademisi pertama yang menjadi gubernur BOJ, Ueda memiliki kecenderungan untuk mempertimbangkan skenario yang berbeda dan terkadang berlawanan dalam komentarnya. Ini adalah sebuah sifat yang membuat beberapa orang di bank sentral gelisah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper