Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Capai Kesepakatan Perdagangan dengan Jepang, Tarif Impor 15%

Trump umumkan kesepakatan dagang dengan Jepang, termasuk tarif impor 15% dan investasi US$550 miliar, membuka akses pasar Jepang untuk ekspor AS.
Kantor pusat Bank of Japan (BOJ) di Tokyo, Jepang pada Jumat (24/1/2024). / Bloomberg-Akio Kon
Kantor pusat Bank of Japan (BOJ) di Tokyo, Jepang pada Jumat (24/1/2024). / Bloomberg-Akio Kon

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kesepakatan dagang dengan Jepang yang mencakup tarif impor sebesar 15% serta komitmen investasi senilai US$550 miliar Negeri Sakura ke perekonomian Negeri Paman Sam.

“Saya baru saja menandatangani kesepakatan dagang terbesar dalam sejarah — mungkin juga kesepakatan terbesar yang pernah ada — dengan Jepang,” kata Trump dalam acara di Gedung Putih dikutip dari Bloomberg pada Rabu (23/7/2025), setelah sebelumnya mengumumkan perjanjian itu melalui media sosial.

Trump menyebut dalam unggahan di Truth Social bahwa perjanjian tersebut mencakup pembukaan akses pasar Jepang bagi ekspor mobil dan produk pertanian dari AS. Namun, dia tidak merinci lebih lanjut produk apa saja yang tercakup. 

AS sebelumnya mengancam akan memberlakukan tarif 24% atas produk impor asal Jepang, sebelum kemudian merevisi ancaman tersebut menjadi 25% melalui surat resmi awal bulan ini. 

Trump selama ini kerap menyoroti ketimpangan perdagangan, khususnya di sektor otomotif, yang disebut menyumbang sekitar 80% dari surplus perdagangan Jepang terhadap AS.

Detail lebih lanjut terkait kesepakatan awal ini — termasuk apakah mobil dan suku cadang asal Jepang akan dikecualikan dari tarif 25% yang telah berlaku secara terpisah — belum diumumkan. 

Trump sebelumnya juga pernah mengumumkan kerangka kerja dagang tanpa rincian lengkap, yang kemudian dijelaskan oleh Gedung Putih beberapa hari atau pekan setelahnya.

Dalam pertemuan bersama anggota Partai Republik di Gedung Putih, Trump juga menyebut rencana penandatanganan kerja sama joint venture dengan Jepang untuk ekspor gas alam cair (LNG) dari Alaska.

Juru bicara Gedung Putih belum memberikan komentar lebih lanjut terkait isi kesepakatan tersebut. Nilai tukar yen sempat berfluktuasi di awal perdagangan Tokyo, sementara indeks saham Jepang dan kontrak berjangka bursa AS mengalami penguatan tipis.

Kesepakatan dengan Jepang diumumkan hanya beberapa jam setelah Trump mengumumkan perjanjian terpisah dengan Filipina, yang menetapkan tarif ekspor negara tersebut ke AS sebesar 19%.

Rentetan pengumuman itu muncul menjelang tenggat waktu 1 Agustus yang ditetapkan Trump untuk menerapkan tarif “resiprokal” terhadap puluhan mitra dagang jika tidak tercapai kesepakatan bilateral.

Trump pertama kali mengumumkan rencana pemberlakuan tarif menyeluruh terhadap hampir seluruh mitra dagang AS pada April, namun kemudian menundanya selama 90 hari karena gejolak pasar. 

Meski demikian, hanya segelintir kesepakatan yang berhasil difinalisasi selama periode tersebut, dan Trump pun mulai bergerak secara sepihak menetapkan tarif menjelang tenggat waktu.

Meski semula tim Trump menyebut akan menjalankan negosiasi paralel dengan sejumlah negara, Presiden AS itu menunjukkan preferensi untuk langsung menetapkan tarif, alih-alih menjalani perundingan bolak-balik. 

Dalam beberapa pekan terakhir, dia mengirimkan surat kepada negara-negara mitra yang menetapkan tingkat tarif serta bersiap menerapkan tarif sektor tertentu, termasuk untuk tembaga, semikonduktor, dan produk farmasi.

Trump menyebut sekitar 150 negara yang tergolong mitra dagang kecil akan dikenai tarif tunggal antara 10% hingga 15%.

Jepang "Datang ke Meja Perundingan"

Pengumuman Trump datang setelah penyiar publik Jepang, NHK, melaporkan bahwa Kepala Negosiator Perdagangan Jepang Ryosei Akazawa mengunjungi Gedung Putih untuk membahas kesepakatan langsung dengan Trump. Akazawa juga bertemu dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent, yang sebelumnya menyebut pembicaraan tersebut berjalan sangat baik.

“Mereka benar-benar datang ke meja perundingan,” ujar Bessent.

Adapun, isu otomotif menjadi titik krusial dalam negosiasi perdagangan kedua negara.

Negosiator AS menekan Jepang dan negara lain agar menerima kendaraan yang diproduksi dengan standar keselamatan kendaraan AS tanpa perlu penyesuaian tambahan. Sebaliknya, Jepang mendesak agar diberikan pengecualian dari tarif 25% yang telah diberlakukan Trump atas mobil dan suku cadang.

Hingga Selasa belum ada kejelasan apakah pengecualian tarif semacam itu akan diberikan untuk Jepang, seperti mekanisme kuota tarif atas baja dari Inggris.

Sejumlah produsen otomotif Jepang telah merencanakan investasi besar di AS, termasuk Isuzu Motors Ltd. yang akan menanamkan modal US$280 juta untuk fasilitas baru di South Carolina, serta Toyota Motor Corp. yang berkomitmen US$88 juta untuk meningkatkan produksi kendaraan hibrida. 

Pemerintah AS juga menawarkan keringanan tarif bagi produsen otomotif yang merakit mobilnya di dalam negeri, sebagai bagian dari strategi menarik kembali manufaktur ke AS.

Kesepakatan tersebut tercapai setelah delapan putaran negosiasi dan menyusul kunjungan Menteri Keuangan AS Scott Bessent ke Jepang untuk memimpin delegasi AS dalam World Expo di Osaka. 

Meskipun hasil pemilu majelis tinggi yang digelar Minggu lalu melemahkan posisi politik dalam negeri Perdana Menteri Shigeru Ishiba, sang perdana menteri menyatakan bahwa negosiasi dagang dengan AS merupakan alasan utama dirinya perlu tetap menjabat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro