Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jadi Menteri ESDM, Bahlil Mau Dorong Hilirisasi LPG Imbas Impor Membeludak

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mendorong pengembangan hilirisasi LPG guna menekan angka impor.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan sambutan saat acara serah terima jabatan di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (19/8/2024)/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan sambutan saat acara serah terima jabatan di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (19/8/2024)/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di bawah kepemimpinan Bahlil Lahadalia memiliki sejumlah agenda percepatan, termasuk dalam hal menekan angka impor LPG dengan melakukan hilirisasi

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, pengembangan hilirisasi LPG untuk menekan impor LPG menjadi salah satu pekerjaan rumah yang diamanahkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto. 

"Impor gas kita yang terlalu banyak, C3 dan C4 [propana dan butana], di mana saja kita arahan Bapak Presiden [terpilih] Prabowo sama Pak Jokowi segera kita membangun hilirisasi LPG," kata Bahlil dalam sambutan usai Serah Terima Jabatan di Kementerian ESDM, Senin (19/8/2024). 

Bahlil menyebut, dalam sisa waktu 2 bulan masa pemerintahaan kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin, dirinya akan duduk bersama dengan direktur utama Pertamina untuk mendorong pengembangan produksi LPG dalam negeri lebih murah agar tak lagi ketergantungan impor.

"Jadi Pertamina nanti kita duduk bareng jangan selisih harganya US$50 - US$60 itu berarti memberikan ruang impor yang masuk terlalu banyak itu," ujarnya. 

Lebih lanjut, Bahlil menuturkan bahwa pergantian menteri ESDM di masa akhir kepemimpinan Presiden Jokowi mengarahkan untuk melanjutkan program yang telah dilakukan Arifin Tasrif. 

Bahlil diminta untuk mengoptimalisasi peningkatan lifting minyak, khususnya pada sumur-sumur idle yang sudah diberikan oleh SKK Migas. Dia pun tak ragu untuk menggodok stimulus guna mendorong investasi hulu migas domestik lebih kompetitif. 

"Jadi Ibu Dirut Pertamina ini kita harus bicara detail karena lifting turun terus, konsumsi naik, impor terus, barang kita ada. Kalau memang itu persoalannya ada di regulasi apanya yang harus kita ubah, sweetener [pemanis] apa yang harus negara berikan agar kita kompetitif," tutur Bahlil.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper