Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pak Prabowo, Mimpi Pertumbuhan Ekonomi 8% Terlalu Tinggi di Mata IMF

Prabowo sempat menyebut pertumbuhan ekonomi 8% mudah dicapai. Namun, bagi IMF angka itu terlalu tinggi, karena ekonomi RI diperkirakan tumbuh 5,1% sampai 2029.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyapa hadirin saat tiba di lokasi acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2024 di Jakarta, Selasa (5/3/2024). - Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyapa hadirin saat tiba di lokasi acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2024 di Jakarta, Selasa (5/3/2024). - Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Sejak reformasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak pernah menyentuh 7%. Presiden Joko Widodo dan presiden terpilih Prabowo Subianto sama-sama mematok target pertumbuhan tinggi, tetapi IMF memberikan pandangan lain: ekonomi RI berpotensi hanya tumbuh 5,1% sampai 2029.

Terakhir kali Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas 7% terjadi pada 1996, dengan capaian 7,82%. Angkanya melambat dibandingkan 1995 yang tumbuh 8,22% tetapi masih lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.

Sebagai negara berkembang, Indonesia berpeluang untuk terus mengakselerasi perekonomiannya, berbekal demografi jumbo hingga potensi kekayaan alam.

Tidak heran, Presiden Jokowi bermimpi besar untuk mengejar pertumbuhan ekonomi hingga 7%, meskipun kini terbukti mimpi itu tidak bisa tercapai.

Berkaca dari capaian Jokowi itu, Prabowo justru bermimpi bisa meraih pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi lagi, yakni 8%.

"Saya sangat percaya diri bahwa kami bisa dengan mudah mencapai [pertumbuhan ekonomi] 8%, dan saya yakin untuk melaju lebih jauh," ujar Prabowo di Qatar Economic Forum, Rabu (15/5/2024), dilansir dari Bloomberg.

Prabowo menyatakan bahwa dirinya sudah berbicara dengan para ahli, dia sendiri pun sudah mempelajari data-data dan indikator ekonomi, sehingga sangat yakin target pertumbuhan ekonomi 8% dapat tercapai.

Saat Prabowo menyatakan itu, Chief International Correspondent for South Eeast Asia BloombergTV Haslinda Amin selaku moderator langsung menanyakan kapan target itu bisa tercapai. Dengan lugas, Prabowo menyebutnya bisa tercapai dengan relatif cepat.

"Saya akan mengatakannya, dalam 2—3 tahun," ujar Prabowo.

Selang beberapa bulan kemudian, Prabowo kembali menyatakan mimpinya untuk meraih pertumbuhan ekonomi 8%.

Prabowo mengaku tidak sepakat dengan target Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto soal pertumbuhan ekonomi yang hanya dipatok di kisaran 5%. Pasalnya, percepatan pembangunan adalah hal vital bagi masa depan Indonesia.

"Kalau saya lebih berani lagi, kita harus berani menaruh sasaran yang lebih tinggi. Kalau saya optimistis kita bisa mencapai 8% pertumbuhan [ekonomi]," ujar Prabowo dalam Peluncuran Geoportal Kebijakan Satu Peta 2.0 di Jakarta Selatan, Kamis (18/7/2024).

Dalam pengakuannya, dia bahkan bertaruh dengan menteri negara tetangga bahwa target ambisius itu bisa tercapai. Prabowo mengaku akan ditraktir pejabat itu apabila pertumbuhan ekonomi 8% bisa tercapai.

"Bahkan, saya taruhan dengan beberapa menteri dari sebuah negara tetangga. Saya gak sebut negara mana, banyak wartawan, semua direkam. Tapi ada beberapa menteri dari sebuah negara yang taruhan sama saya," ungkapnya.

Senior Economist DBS Bank Radhika Rao menilai bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang maksimal, pemerintah harus mampu meningkatkan investasi pada sektor manufaktur. Menurutnya, sektor ini perlu menjadi perhatian khusus mengingat perekonomian Indonesia yang masih berbasis sumber daya alam dan mineral.

"Contohnya di manufaktur itu seperti proyek hilirisasi. Mau tidak mau memang kita harus mulai dari sana, walaupun diharapkan cukup banyak investasi di industri manufaktur lain," jelas Rao dalam media briefing di Jakarta pada Selasa (6/8/2024).

Selanjutnya, pemerintah juga harus mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang ada di Indonesia. Rao menuturkan, pengembangan ini tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dari tenaga kerja.

Dia menyebut, pemerintah perlu berinvestasi pada aspek-aspek yang dapat mendukung pengembangan SDM, mulai dari pendidikan hingga kesehatan. Dengan begitu, Rao menyebut tenaga kerja dalam negeri mempunyai daya saing yang kompetitif.

"Ini menjadi penting karena ke depannya ini [SDM] yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi ke kisaran 6%—7% juga," kata Rao.

Keraguan IMF soal Pertumbuhan Ekonomi 8%: Hanya Bisa Capai 5,1%

International Monetary Fund (IMF) menerbitkan dokumen IMF Country Report No.24/270, yang di antaranya berisi proyeksi perekonomian Indonesia hingga beberapa tahun ke depan, termasuk ramalan pertumbuhan ekonomi RI hingga 2029.

IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di angka 5,1% pada 2024 hingga 2029 alias periode pertama pemerintahan Prabowo-Gibran.

Secara keseluruhan, IMF menilai kerangka kebijakan fiskal, moneter, dan keuangan Indonesia telah memberikan landasan bagi stabilitas makro dan manfaat sosial. Kebijakan-kebijakan pemerintah dinilai berhasil fasilitasi pemulihan ekonomi dari guncangan global sejak 2020.

"Pertumbuhan Indonesia tetap kuat meskipun ada hambatan eksternal, inflasi rendah dan terkendali dengan baik, sektor keuangan tangguh, serta kebijakan umumnya sudah diambil secara teliti dan diarahkan untuk jadi penyangga," tulis laporan IMF, dikutip pada Senin (12/8/2024).

Oleh sebab itu, IMF meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif di angka 5,1% dalam jangka menengah meski di tengah kondisi ketidakpastian global.

Lembaga keuangan di bawah Bank Dunia itu melihat inflasi akan tetap terkendali. ekspor sektor riil akan tumbuh lebih lambat, namun impor akan pulih sejalan dengan dinamika permintaan domestik.

Meski demikian, IMF juga mengingatkan sejumlah tantangan yang harus diantisipasi pemerintahan ke depan terutama akibat dinamika geopolitik yang belum akan pulih.

"Volatilitas harga komoditas, perlambatan pertumbuhan ekonomi mitra dagang utama Indonesia, atau dampak dari suku bunga kebijakan yang tinggi dan berjangka panjang di negara-negara maju merupakan risiko eksternal yang penting diperhatikan," simpul IMF.

Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Dradjad H. Wibowo meyakini bahwa ramalan IMF itu salah besar.

Ekonom senior itu meyakini pertumbuhan ekonomi pemerintahan Prabowo ke depan bisa mencapai 6%—7% seperti yang janji kampanye. Dia yakin, IMF akan tarik kembali ramalannya yang sebut pertumbuhan ekonomi RI stagnan di angka 5,1% dari 2024—2029.

"Mereka [IMF] sering salah juga. Dalam setahun, mereka bisa beberapa kali mengubah prediksinya," ujar Dradjad kepada Bisnis, Kamis (8/8/2024).

Dia tidak menampik sedang terjadi perlambatan ekonomi dunia seperti yang jadi catatan IMF. Meski demikian, sambungnya, tim ahli Prabowo sudah memperkirakannya ketika susun target pertumbuhan ekonomi 6%—7%.

"Itu diwujudkan antara lain melalui program-program yang langsung dirasakan masyarakat dan sekaligus menjaga konsumsi rumah tangga. Selain itu, untuk membiaya program-program pro-bisnis seperti kebijakan pengadaan pemerintah, program-program pro ekspor, dan seterusnya," ungkap Dradjad.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga menilai bahwa angka 5,1% dari IMF semata-mata hanya proyeksi, sehingga Indonesia tetap bisa mencapai lebih tinggi dari itu.

"Namanya proyeksi IMF, tidak perlu khawatir. Setiap tahun akan ada perubahan," tuturnya kepada wartawan di Kantor Kemenko Perekonomian, Kamis (8/8/2024).
(Wibi Pangestu Pratama, Lorenzo Anugrah Mahardhika)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper