Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Sentral Jepang Diproyeksi Masih Akan Naikkan Suku Bunga Acuan Dua Kali

Bank sentral Jepang, Bank of Japan (BOJ), pekan lalu menaikkan suku bunga acuan yang memicu penguatan nilai tukar yen.
Kantor pusat Bank of Japan (BOJ) di Tokyo, Jepang, Rabu, 31 Juli 2024./Bloomberg-Akio Kon
Kantor pusat Bank of Japan (BOJ) di Tokyo, Jepang, Rabu, 31 Juli 2024./Bloomberg-Akio Kon

Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Jepang, Bank of Japan (BOJ), diperkirakan masih akan mengambil langkah untuk menaikkan suku bunga acuan ke depan.

Sebagaimana diketahui, BOJ pada pekan lalu menaikkan suku bunga acuan secara tak terduga menjadi 0,25% dari 0-0,1%.

Mengutip laporan ekonomi dan keuangan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, kenaikan suku bunga BOJ yang diluar perkiraan tersebut juga menekan dolar Amerika Serikat (AS), sehingga mendorong penguatan yen Jepang.

“Pasar juga memprakirakan BOJ masih akan menaikkan suku bunganya sebanyak dua kali pada tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2025,” tulis BKF dalam laporannya, dikutip Rabu (7/8/2024).

BKF memandang, perkembangan pergerakan suku bunga global saat ini masih beragam. Bank sentral AS misalnya, kembali mempertahankan suku bunga Fed Fund Rate pada level 5,25-5,50% pada akhir Juli 2024, sejalan dengan ekspektasi pasar.

Chairman the Fed, Jerome Powell, menyampaikan bahwa penurunan suku bunga mungkin dilakukan pada September 2024 jika inflasi bergerak turun sesuai dengan ekspektasi.

Brasil juga mempertahankan suku bunga meski sudah dalam tren yang lebih rendah dibandingkan dengan periode 2023. 

Sementara itu, Inggris pada akhirnya menurunkan suku bunga, yang telah dipertahankan sejak Agustus 2023, yaitu sebesar 25 basis poin menjadi 5,0% pada pertemuan awal Agustus 2024. Komite Bank of England (BoE) berekspektasi bahwa inflasi akan semakin melandai. 

Di sisi lain, kebijakan yang restriktif dipandang akan menurunkan PDB ke bawah potensinya dan menekan pasar tenaga kerja, sehingga diperlukan kebijakan yang lebih longgar saat ini.

Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, perubahan kebijakan bank sentral Jepang saat ini menjadi pusat kekhawatiran para investor asing, seiring dengan pelemahan pasar yang terjadi sejak awal pekan ini.

Nilai mata uang yen yang lemah mendorong pasar saham mencapai rekor tertinggi dan kembali memberi tekanan pada laju inflasi. 

Gubernur BOJ Kazuo Ueda juga memberi sinyal untuk terus menaikkan suku bunga, yang memicu kenaikan tajam yen dan pergerakan liar di pasar global. 

Konsultan di Grant Samuel Funds Management dan eks Fund Manager di BlackRock Inc Stephen Miller mengatakan, kebijakan yang dilakukan BOJ ini merupakan hal baru yang harus dicermati oleh pasar. Menurutnya, BOJ sangat ingin menjauh dari kebijakan suku bunga nol atau negatif yang sebelumnya terjadi selama bertahun-tahun. 

"Jepang kini menjadi pusat kekhawatiran yang muncul - dalam segala hal, saham, obligasi, yen, kredit, semuanya," katanya, dikutip dari Bloomberg.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper