Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS Ungkap Biang Kerok Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal II/2024 Melambat

Terjadi perubahan komponen penyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga hasilnya melambat pada kuartal II/2024.
Pekerja berada di proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta. / Bisnis-Arief Hermawan P
Pekerja berada di proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta. / Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) membeberkan sejumlah alasan pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat pada kuartal II/2024.

Adapun, laporan BPS teranyar menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2024 sebesar 5,05% (year-on-year/YoY) ternyata turun jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2024 sebesar 5,11% (YoY).

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh.Edy Mahmud mengakui adanya perubahan besaran komponen penyumbang pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2024.

Dia merinci, kontribusi industri manufaktur pada pertumbuhan ekonomi kuartal II/2024 sebesar 0,79% telah turun dibandingkan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi kuartal sebelumnya yang mencapai 0,86%.

Selain itu, sektor lapangan usaha konstruksi juga mengalami penurunan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu dari sebesar 0,73% di kuartal I/2024 menjadi 0,67% di kuartal II/2024.

"Di infokom [informasi dan komunikasi] ada sedikit penurunan source of growth untuk di kuartal I [2024] 0,56% kemudian pada kuartal II ini menjadi 0,5%," ujar Edy, Senin (5/8/2024).

Selanjutan apabila dibandingkan dengan kuartal II/2023, kontribusi sektor usaha dominan juga melandai pada kuartal II/2024. Edy menyebut, sektor manufaktur pada kuartal II/2023 dapat menyumbang hingga 0,98% dari pertumbuhan ekonomi periode tersebut sebesar 5,17%.

Begitupun, dengan lapangan usaha sektor konstruksi bahkan menyumbang hingga 0,8% terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal II/2023. Namun, kontribusi konstruksi turun pada periode yang sama tahun ini menjadi hanya 0,67% terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 5,05%.

"Jadi memang ada pergeseran di beberapa sektor tersebut," ucapnya.

Edy juga membeberkan, bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2024 juga dipicu oleh rendahnya kontribusi konsumsi dan belanja pemerintah yaitu hanya 0,1%. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, konsumsi dan belanja pemerintah telah menyumbang hingga 0,72% dari pertumbuhan ekonomi  kuartal II/2023 sebesar 5,17%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper