Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut Mau Bentuk Satgas Baru, Tangani Investasi Hulu Migas

Menko Marves Luhut Pandjaitan mengatakan pemerintah tengah membentuk satuan tugas atau task force untuk memperbaiki iklim investasi hulu migas nasional.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan paparan saat Launching dan Sosialisasi Implementasi Komoditas Nikel dan Timah melalui Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga (SIMBARA) di Jakarta, Senin (22/7/2024). Bisnis/Abdurachman
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan paparan saat Launching dan Sosialisasi Implementasi Komoditas Nikel dan Timah melalui Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga (SIMBARA) di Jakarta, Senin (22/7/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Pandjaitan mengatakan pemerintah tengah membentuk satuan tugas atau task force untuk memperbaiki iklim investasi hulu minyak dan gas (migas) nasional.

Perbaikan iklim investasi itu bakal menyasar pada penyederhanaan perizinan, pembenahan kontrak dan bagi hasil yang lebih menarik bagi investor yang belakangan mengarah pada pengeboran laut dalam.

“Kami lagi bikin task force untuk itu, untuk melihat aturan-aturannya,” kata Luhut selepas agenerenda The 2nd International & Indonesia Carbon Capture and Storage (IICCS) Forum 2024 di Jakarta, Rabu (31/7/2024).

Luhut mengatakan pemerintah belakangan tengah berupaya untuk memberikan insentif yang lebih menarik bagi kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk mau berinvestasi di Indonesia.

Luhut meminta jajarannya untuk membuat daya tarik investasi hulu migas di Indonesia lebih menarik dibandingkan dengan kompetitor di kawasan lainnya.

“Sekarang saya lihat malah Afrika itu lebih bagus dari kita. Afrika itu sudah malah berikan 60:40. Kita masih 85:15. Jadi, kita sekarang ini harus betul tajam melihat sekeliling kita,” kata Luhut.

Di sisi lain, dia turut mendorong perizinan hulu migas yang tumpang tindih bisa dipangkas dan efisien. Apalagi, dia menggarisbawahi, saat ini banyak eksplorasi migas mesti dilakukan di laut dalam.

“Investasi dalam bidang migas, kenapa lama? Peraturan dipakai dulu waktu mencari migas gampang, sekarang banyak migas besar itu dari laut dalam, peraturannya masih sama,” ujarnya.

Seperti diketahui, S&P Global saat ini menempatkan Indonesia di posisi 9 dari 14 negara dalam pemeringkatan E&P Overall Attractiveness Rating-Asia Pacific per Juni 2024.

Indonesia, menurut survei S&P Global itu, masih jauh berada di bawah Malaysia dan Filipina yang masing-masing berada di peringkat 3 dan 5 untuk daya tarik investasi di kawasan Asia Pasifik.

Overall Attractiveness Rating dari Indonesia berada di angka 5.30, dengan poin untuk aspek legal & contractual di angka 5.34, fiscal systems 5.11, oil & gas risk 5.40 dan activity & success 5.25.

Seperti diberitakan sebelumnya, Indonesian Petroleum Association (IPA) menilai Indonesia belum cukup kompetitif untuk investasi hulu migas dibandingkan dengan sejumlah negara di kawasan Asia.

President IPA sekaligus President Petronas Carigali Indonesia, Yuzaini Md Yusof, mengatakan sejumlah negara telah melakukan pembenahan fiskal dan kemudahan investasi yang lebih menarik dibandingkan Indonesia selama 5 tahun terakhir.

Kendati, Yuzaini tidak menampik pemerintah telah melakukan perombakan mendasar dari segi kemudahan dan insentif investasi di sisi hulu migas domestik beberapa waktu terakhir.

“Indonesia saat ini hanya nomor 4 di Asia dari segi indeks ketertarikan investasi, beberapa negara seperti Bangladesh, Vietnam, Thailand, dan Vietnam telah maju lebih cepat,” kata Yuzaini saat panel diskusi 'IPA Convex ke-48', BSD Tangerang, Selasa (14/5/2024).

Yuzaini mengatakan pemerintah bersama dengan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) mesti duduk bersama lagi untuk merumuskan insentif fiskal dan kemudahan investasi yang lebih menarik untuk meningkatkan daya saing di tingkat kawasan.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper