Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa, mengaku belum melakukan pembicaraan mengenai kemungkinan pemerintah menambah porsi anggaran untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Pasalnya, anggaran negara untuk mendukung pembangunan IKN makin tipis usai Kementerian PUPR melaporkan serapan APBN untuk proyek IKN telah mencapai Rp80 triliun. Sementara itu, postur APBN untuk IKN dirancang hanya akan membiayai sebesar 20% dari Rp466 triliun atau senilai Rp93,2 triliun.
Artinya, porsi APBN untuk IKN hanya tersisa Rp13 triliun. Meski anggaran IKN menipis, Suharso mengaku belum melakukan pembicaraan mengenai kemungkinan melakukan revisi peningkatan porsi APBN untuk IKN.
“Sementara ini belum ada [rencana revisi porsi APBN untuk IKN] jadi tetap masih berjalan,” jelas Suharso saat ditemui di Kantor KemenPAN-RB, Jakarta, Selasa (30/7/2024).
Karenanya, Suharso menegaskan ke depan pembangunan IKN harus lebih masif dengan mengandalkan injeksi modal dari para investor baik dalam maupun luar negeri.
Dia optimistis pembangunan IKN dapat berjalan, terlebih Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan telah mengantongi banyak janji dari para investor asing yang hendak menanamkan modalnya ke IKN.
Baca Juga
“Seperti Presiden sampaikan juga investor asing berjanji kalau kita sudah menunjukkan kesungguhan. Mudah-mudahan mereka juga masuk investasi untuk yang lain,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Danis H. Sumadilaga, menyebut konstruksi IKN telah menyerap APBN senilai Rp80 triliun yang digunakan untuk menggarap 104 paket terkontrak.
“Aduh, [kalau realisasi anggaran IKN] masih sekitar Rp80 triliun lah,” jelasnya saat ditemui di Kantor Kementerian PUPR, Jumat (7/7/2024).
Perinciannya, serapan APBN senilai Rp80 triliun dibagi dalam tiga pelaksanaan paket fisik terkontrak. Di mana, paket fisik batch 1 dengan total 40 proyek memakan anggaran senilai Rp25 triliun progres fisiknya hingga Juni telah mencapai 84,94%.
Kemudian, batch 2 dengan total 31 paket senilai Rp27,63 triliun progresnya mencapai 38,03% dan batch 3 dengan 33 paket senilai Rp26,53 triliun dengan progres mencapai 7,02%.