Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KCIC Mulai Cicil Utang Kereta Cepat WHOOSH ke China Tahun Ini

PT KCIC angkat bicara terkait upaya pembayaran pinjaman utang dari China Development Bank untuk proyek Kereta Cepat WHOOSH.
Kereta Cepat Jakarta Bandung di Stasiun Halim./ Dok. KCIC
Kereta Cepat Jakarta Bandung di Stasiun Halim./ Dok. KCIC

Bisnis.com, SOREANG - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) angkat bicara soal upaya pembayaran pinjaman utang dari China Development Bank (CDB) untuk pembengkakan biaya atau cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung atau kini Kereta Cepat WHOOSH.

General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, menuturkan pembayaran pinjaman tersebut mulai dilakukan pada tahun ini. Eva mengatakan, pengalokasian dana untuk membayarkan pinjaman tersebut juga telah dilakukan.

Meski demikian, Eva tidak memperinci besaran pembayaran utang pinjaman yang dilakukan KCIC. Dirinya juga tidak menyebutkan skema pembayaran tersebut dilakukan secara bulanan atau tahunan.

"Kalau itu sudah kita mulai bayar, kan dari awal memang sudah mulai dialokasikan," kata Eva di di Depo Kereta Cepat Tegalluar, Senin (29/7/2024).

Seiring dengan proses pembayaran utang tersebut, KCIC pun terus berupaya untuk menggenjot jumlah penumpang Kereta Cepat. Dia mengatakan, saat ini rata-rata volume penumpang Kereta Cepat sudah mencapai 17.000-18.000 per hari pada saat weekday dan 18.000-22.000 penumpang per hari pada saat akhir pekan atau weekend.

Salah satu strategi perusahaan untuk meningkatkan jumlah penumpang adalah dengan mengoperasikan Stasiun Karawang. Eva mengatakan, Stasiun Karawang ditargetkan mulai beroperasi melayani naik-turun penumpang pada awal 2025.

"Dengan pengoperasian Stasiun Karawang, kita optimistis volume penumpang harian bisa mencapai sekitar 29.000 orang. Jadi makanya sekarang kita fokus untuk terus melakukan itu [meningkatkan volume penumpang]," kata Eva.

Sebelumnya, RI dan China telah menyepakati pinjaman yang akan dikucurkan kepada KCIC melalui PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai pemimpin konsorsium Indonesia. Pinjaman tersebut diberikan China melalui China Development Bank (CDB). 

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), pencairan pinjaman CDB kepada KAI dibagi dalam dua fasilitas. Pertama adalah fasilitas A yang memiliki nilai US$230.995.000 atau sekitar Rp3,60 triliun.

Sementara itu, fasilitas B tercatat mencapai US$217.080.000 atau setara dengan Rp3,38 triliun. Jika diakumulasikan, total pinjaman yang diterima KAI dari CDB mencapai sekitar Rp6,98 triliun. Pencairan tersebut langsung diteruskan kepada PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) yang merupakan perusahaan konsorsium pihak Indonesia dalam KCIC.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper