Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Grafika Berharap Pemerintah Beri Stimulus Ekspor

Pengusaha Grafika meyakini stimulus yang ekspor dapat membuka keran pemasukan yang lebih besar.
Ilustrasi bongkar muat petikemas di Termilan New petikemas Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin(13/5/2024)/JIBI/Bisnis/Paulus Tandi Bone
Ilustrasi bongkar muat petikemas di Termilan New petikemas Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin(13/5/2024)/JIBI/Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA -- Persatuan Perusahaan Grafika  Indonesia (PPGI) berharap pemerintah dapat memberikan stimulus ekspor untuk menjaga industri tetap tumbuh. 

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PPGI Ahmad Mughira Nurhani mengatakan bahwa kapasitas percetakan offset saat ini sekitar 1 juta buku perhari, dengan kapasitas terpasang hanya 50%. Artinya masih banyak peluang yang tidak dioptimalkan saat ini. 

Untuk itu, dia meminta pemerintah untuk memberikan stimulus ekspor, khususnya untuk kertas mentah yang harus diiringi dengan produk jadi cetakannya. 

"Sehingga akan banyak penerbit atau pasar luar negeri yang mencetak di Indonesia untuk kebutuhan negaranya," kata Mughira kepada Bisnis, Senin (29/7/2024).

Mughira mengatakan kinerja percetakan masih ditopang penyerapan untuk kemasan. Meskipun, berkurangnya penggunaan kertas untuk kemasan juga menjadi tantangan berat industri. 

"Kondisi dunia percetakan saat ini untuk percetakan offset nonkemasan memang mengalami pelemahan akibat proses digitalisasi," ujar 

Di samping itu, dia menuturkan, segmen digital printing terus mengalami pertumbuhan pesat, serta untuk offset printing yang digunakan untuk cetakan kemasan atau packaging.

Tak heran, ada banyak percetakan offset yang pindah ke digital printing atau menjadi percetakan kemasan. 

Di tengah kondisi ini, pihaknya masih memproyeksi pertumbuhan percetakan digital dan kemasan naik diatas 10%. 

"Tantangan yang terberat adalah program lesspaper di instansi dan masyarakat global yg mengurangi pemakaian bahan kertas, sehingga transformasi ke digital merupakan tantangan bagi industri percetakan offset," pungkasnya. 

Sebagaimana diketahui, PT Balai Pustaka (Persero) sempat melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 50% karyawannya pada Maret 2024.

Direktur Utama Balai Pustaka Achmad Fachrodji mengatakan Perseroan memangkas jumlah karyawan yang berkaitan dengan percetakan. Untuk memenuhi hak-hak pekerjanya, Balai Pustaka mendapat bantuan dari Danareksa.

“Kemarin untuk mengurangi karyawan yang terkait percetakan kan harus dikurangi, itu dibantu Danareksa,” ungkap Achmad dalam konferensi pers, dikutip Kamis (25/7/2024).

Meski sempat memangkas jumlah karyawannya, Achmad optimistis Menteri BUMN Erick Thohir tidak akan menutup perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan, percetakan, dan multimedia itu. Dia meyakini, Balai Pustaka akan terus melejit kedepannya seiring adanya sejumlah proyek yang digarap seperti percetakan buku dan film


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper