Bisnis.com, JAKARTA – Persatuan Perusahaan Grafika (PPGI) menyatakan pertumbuhan produksi hingga akhir tahun ini maksimal hanya sebesar 3%. Pertumbuhan tersebut jauh melambat dari realisasi tahun lalu mencapai 10% secara tahunan.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PPGI Ahmad Mughira Nurhani mengatakan hal tersebut disebabkan oleh rendahnya serapan buku pelajaran. Alhasil, buku pelajaran sekolah dasar dan menengah menumpuk di gudang-gudang industri.
“Secara umum, pertumbuhan produksi turun cenderung stagnan. Serapan buku pendidikan tidak berjalan sesuai rencana. Stok buku di percetakan masih banyak,” katanya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Mughira mengatakan pendorong pertumbuhan tahun ini adalah adanya ajang pemilihan kursi eksekutif dan legislatif nasional. Menurutnya, penurunan serapan buku pelajaran dapat digantikan oleh ajang pemilihan umum (Pemilu) ada tahun ini.
“Jadi, secara penjualan tetap sama nilainya. Tahun depan ada harapan baru, ada pemilukada [Pemilihan Umum Kepala Daerah] pada 190 kabupaten,” katanya.
Mughira berharap produksi buku akan kembali berakselesrasi pada tahun depan. Pasalnya, nilai tambah yang didapatkan lebih banyak lantaran ada proses lanjutan seperti penjilidan dan pelipatan.
Selain Pemilu, Mughira menyatakan pertumbuhan produksi pada tahun ini didorong oleh pertumbuhan penggunaan kemasan kertas oleh pelaku industri makanan dan minuman (mamin). Menurutnya, penggunaan kemasan kertas sepanjang Januari—Oktober terus meningkat sekitar 5% — 6% secara tahunan.
Menurutnya, utilitas industri grafika hingga Oktober 2019 berada di sekitar 60% atau mengolah 3 juta ton kertas. Dia optimistis produksi industri grafika pada tahun depan dapat meningkat berkat adanya penetapan kurikulum baru.