Bisnis.com, JAKARTA – Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) memproyeksi kontribusi usaha kemasan pada tahun ini meningkat menjadi 70% dari tahun lalu di level 50%. Asosiasi menilai hal tersebut didorong oleh kebutuhan kemasan oleh sektor manufaktur yang semakin tinggi.
Pada tahun lalu nilai produksi industri grafika lokal mencapai US$14,5 miliar. Adapun, nilai usaha kemasan pada tahun lalu sekitar US$7,25 miliar. Dengan proyeksi pertumbuhan industri grafika di atas 5%, hasil produksi kemasan industri grafika akan tumbuh setidaknya 47% pada tahun ini atau lebih dari US$10,65 miliar.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PPGI Ahmad Mughira Nurhani mengatakan usaha penggandaan massal saat ini sudah turun, kecuali pesanan oleh pemerintah seperti surat suara dan buku teks pendidikan dasar. Sebaliknya, usaha percetakan kemasan meningkat pesat.
“Kenaikan ini akan menjadi tren positif ke depan. Semua industri membutuhkan kemasan untuk produk mereka. Mulai dari industri rumahan sampai industri pabrikan,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (21/8/2019).
Mughira memberi contoh, penjual martabak di pinggir jalan kini mulai membuat kemasannya sendiri dengan desain yang lebih menarik. Menurutnya, pelaku usaha grafika harus melihat keadaan pasar grafika negara tujuan.
Pasalnya, industri di negara-negara Asia Tenggara pun mengalami penurunan permintaan penggandaan massal. Namun, dia menilai ekspansi ke negara lain masih menguntungkan jika negara tersebut juga mengalami pertumbuhan permintaan kemasan berbahan kertas.