Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Thailand Ramal Pertumbuhan Ekonomi 2024 Naik Jadi 2,7% Berkat Pemulihan Pariwisata

Thailand memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan melaju lebih cepat dari proyeksi sebelumnya berkat lonjakan kedatangan wisman yang mendorong konsumsi swasta.
Para turis mengambil gambar dari kapal wisata listrik di sungai Chao Phraya di Bangkok, Thailand, Minggu, 3 Desember 2023./Bloomberg-Andre Malerba
Para turis mengambil gambar dari kapal wisata listrik di sungai Chao Phraya di Bangkok, Thailand, Minggu, 3 Desember 2023./Bloomberg-Andre Malerba

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Thailand memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan melaju lebih cepat dari proyeksi sebelumnya berkat lonjakan pariwisata dari kedatangan wisatawan mancanegara yang mendorong konsumsi swasta.

Melansir Bloomberg, Jumat (26/7/2024), Wakil Menteri Keuangan Paopoom Rojanasakul mengatakan memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 2,7% pada 2024, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya sebesar 2,4%.

Kinerja tersebut diperkirakan akan didorong oleh pertumbuhan konsumsi swasta sebesar 4,5%, yang menyumbang hampir 60% dari produk domestik bruto (PDB) negara dengan perekonomian terbesar kedua di Asia Tenggara ini.

Kedatangan turis diperkirakan akan melonjak menjadi 36 juta tahun ini dari perkiraan sebelumnya sebesar 35,7 juta, dan semakin mendekati rekor 40 juta pengunjung yang pernah dicapai negara ini sebelum pandemi.

Pendapatan dari wisman diperkirakan mencapai 1,69 triliun baht (Rp763 triliun) dengan pengeluaran per kapita per perjalanan diperkirakan akan meningkat menjadi rata-rata 47.000 baht.

Rojanasakul mengatakan pemulihan pariwisata yang didorong oleh pelonggaran pembatasan perjalanan dan kembalinya turis-turis China akan menjadi pendorong utama pemulihan tahun ini. Selain itu, meningkatnya koordinasi kebijakan fiskal dan moneter dapat mendorong pertumbuhan hingga mencapai 3% tahun ini.

Pandangan pertumbuhan yang direvisi sebesar 2,7%, yang sejalan dengan proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) pada April, memvalidasi sikap Bank of Thailand bahwa pemulihan ekonomi semakin cepat dan dapat mengurangi tekanan pada para pembuat kebijakan untuk memangkas suku bunga.

Bank sentral telah menolak seruan berulang kali dari Perdana Menteri Srettha Thavisin dan para pejabatnya untuk menurunkan suku bunga dengan mengatakan bahwa suku bunga pada tingkat tertinggi dalam satu dekade terakhir mendukung pertumbuhan dan memastikan stabilitas keuangan.

Dengan pertumbuhan Thailand yang tertinggal dari negara-negara lain kawasan ini, pemerintah telah meluncurkan rencana untuk program pemberian uang tunai senilai US$14 miliar untuk merangsang aktivitas ekonomi.

Rencana untuk memberikan bantuan uang tunai 10.000 baht kepada setiap warga Thailand berusia 16 tahun ke atas di bawah kelompok pendapatan tertentu tersebut dikritisi oleh bank sentral, yang menyerukan agar program ini ditargetkan untuk kelompok-kelompok masyarakat yang lebih miskin.

Paopoom mengatakan bahwa proyeksi PDB kementerian keuangan tidak termasuk dampak dari pembagian uang tunai yang ditetapkan untuk kuartal IV/2024 dan perekonomian akan semakin diuntungkan oleh langkah-langkah yang baru-baru ini diumumkan seperti pinjaman lunak untuk usaha kecil dan insentif pajak.

Pariwisata adalah salah satu industri utama Thailand yang menyumbang sekitar 20% dari total lapangan kerja dan sekitar 12% dari PDB yang mencapai US$ 500 miliar. Kedatangan wisman tahun ini hingga 21 Juli 2024 naik sekitar 34% menjadi 19,6 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Pada tahun 2019 sebelum pandemi, Thailand mencatat rekor 40 juta kedatangan orang asing dengan jumlah orang China mencapai sekitar 28% dari total kedatangan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper