Bisnis.com, JAKARTA — Raksasa migas Amerika Serikat, ExxonMobil tertarik untuk melakukan eksplorasi lanjutan di sejumlah lapangan di Indonesia.
Ketertarikan itu disampaikan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) saat membuka acara Peringatan 22 Tahun Mengelola Hulu Migas, yang disiarkan daring, Selasa (16/7/2024).
“Saya tahu, Exxon sudah menunjuk beberapa interest area dan kita sangat berterima kasih,” kata Dwi.
Menurut Dwi, komitmen Exxon untuk kembali melanjutkan eksplorasi-eksplorasi pada kawasan yang baru bakal membantu upaya untuk meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) di Indonesia.
“Kami terima kasih atas komitmen Exxon yang akan terus melanjutkan eksplorasi-eksplorasi,” tuturnya.
Adapun, beberapa bulan lalu, SKK Migas beserta ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) mengebor sumur B-13 pada Sabtu (27/4/2024) sebagai bagian dari program Banyu Urip Infill Clastic di Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur.
Baca Juga
Kegiatan pengeboran sumur Banyu Urip Infill Clastic dilakukan mulai 2024 sampai dengan 2025 yang terdiri atas 5 sumur infill Carbonate dan 2 sumur infill Clastic.
Sumur pertama B13 berada di antara sumur existing Lapangan Banyu Urip bojonegoro dan dibor directional menggunakan rig PDSI-40.3 dengan rencana kedalaman akhir sumur 6527 ftMD selama 50 hari kedepan.
Presiden ExxonMobil Indonesia Carole Gall mengakui pengerjaan optimasi pengembangan lapangan (OPL) Banyu Urip awal tahun depan memiliki tantangan yang serius.
Carole mengatakan, sumur yang akan ditajak relatif memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi jika dibandingkan dengan pengembangan sumur pada program pengeboran ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) di tahun 2013 dan 2016 lalu.
“Kami menyadari OPL Banyu Urip untuk pengeboran sumur infil dan clastic itu tidak akan berjalan mudah, sumurnya terbilang kompleks,” kata Carole saat penandatanganan kontrak rig dari PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) di kantor SKK Migas, Jakarta, Kamis (10/8/2023).
SKK Migas memperkirakan OPL itu dapat menambah cadangan minyak dari Lapangan Banyu Urip di angka 42 juta barel minyak (MMBO) nantinya.
“Kita siap untuk melakukan rencana pengembangan selanjutnya dan berkontribusi lebih aktif pada peningkatan produksi minyak Indonesia,” kata Carole.