Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekor Dagang dengan China, RI Raup Untung dari Amerika Cs

BPS mencatat Indonesia meraup untung dalam perdagangan dengan Amerika Serikat, tetapi tekor dengan China.
Afiffah Rahmah Nurdifa, Annasa Rizki Kamalina
Selasa, 16 Juli 2024 | 07:00
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan pemerintah Indonesia harus mencari peluang positif di tengah tekanan neraca perdagangan yang mengalami tren penyusutan.

Menurutnya, intervensi pemerintah diperlukan untuk menggairahkan pengusaha, salah satunya adalah pemberlakuan bebas bea impor.

"Semestinya yang namanya bea impor itu nol, kalau memang mau diekspor, kenapa? Supaya kita kompetitif dan juga harus gampang masuknya karena ini rencana untuk diekspor," kata Arsjad di Menara Kadin, Senin (15/7/2024).

Relaksasi bea masuk impor untuk industri berorientasi ekspor dapat menjadi peluang untuk meningkatkan daya saing sehingga lebih kuat. Dengan demikian, barang impor tersebut dapat menjadi alat untuk menjadi nilai tambah bagi produk ekspor.

Di sisi lain, Arsjad juga tengah mendorong optimalisasi pasar non-tradisional. Tak hanya negara-negara Asia, Kadin juga menggenjot hubungan perdagangan dengan Afrika dan Amerika Latin.

"Jadi yang namanya pasar non-traditional itu harus kita lakukan. Karena ternyata kan lebih banyak. Karena ada suatu pergeseran perputaran ekonomi yang berubah sekarang ini. Jadi kita gak perlu berjalan negara-negara yang maju saja," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kemaritiman Investasi, dan Luar Negeri, Shinta Widaja Kamdani mengatakan kondisi geopolitik dan pasar global yang melemah sangat memengaruhi kinerja perdagangan Indonesia. 

"Jadi demand dari pasar global juga menurun, cukup signifikan dan ini jelas mempengaruhi. Oleh karena kami melihat di sini lebih dari aspek, kita tahu kondisinya sedang tidak mudah, dengan pelemahan nilai rupiah dan lain-lain, juga akan berdampak pada daya beli dan lain-lain," ujarnya.

Menurut Shinta, pemerintah dan perusahaan di Indonesia saat ini fokus mengembangkan pasar di Afrika yang potensial untuk industri kendaraan dan potensi kerjasama investasi.

Pasar potensial lainnya yaitu Amerika Selatan melalui berbagai agenda besar seperti G20 di Brazil, APEC di Peru dan INA-LAC Business Forum dengan Amerika Latin yang terus dikembangkan.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper