APBN Lebih Banyak untuk Bayar Utang
Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eisha M. Rachbini melihat saat ini belanja pemerintah untuk pembayaran bunga utang masih lebih besar daripada belanja lainnya.
Eisha mencatat dalam RAPBN 2024, pembayaran bunga utang memiliki porsi sebesar 20% dari APBN. Sementara belanja modal sebesar 10%, belanja barang dan pegawai masing-masing menjelaskan 16,8% dan 19,7% dari porsi APBN.
Belanja modal tahun ini cenderung menurun dari tahun lalu yang memiliki porsi 11,3% dari total APBN.
Padahal, Eisha melanjutkan, bahwa belanja modal menjadi penting beriringan dengan belanja yang produktif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Mengingat, target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sebesar 5,2% (year-on-year/yoy) atau lebih tinggi dari tahun lalu yang sebesar 5,05%.
“Bayangkan belanja modalnya kecil tetapi pembayaran bunga utangnya besar, ini masih kurang mendorong pertumbuhan [ekonomi],” tuturnya dalam Diskusi Publik Indef, Kamis (4/7/2024).
Indef juga merilis data bahwa sebanyak 72,5% netizen atau warganet tak yakin Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming akan mampu mengatasi warisan utang ribuan triliun dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Direktur Pengembangan Big Data Indef Eko Listiyanto mengungkapkan berdasarkan kajian Indef pada 15 Juni hingga 1 Juli 2024, terdapat 18.997 akun media sosial dengan 22.189 perbincangan menyangkut utang pemerintah ini.
Eko menekankan bahwa kajian Indef tersebut telah mengeliminasi para buzzer, sehingga tidak terhitung dalam jumlah ini.
"22.000 perbincangan tadi Itu menganggap Pak Prabowo ini mampu enggak menangani, ya warisan utang Jokowi? Surprise saya rasa, ternyata 72,5% pesimis bahwa utang ini akan mampu diselesaikan atau setidaknya bisa ditangani," ujarnya dalam Diskusi Publik Indef, Kamis (4/7/2024).
Lebih lanjut, Eko menemukan bahwa hal ini menggambarkan masyarakat merasa bahwa kondisi keuangan negara sudah terlalu buruk, sehingga optimismenya menipis pada pemerintahan Prabowo dan Gibran dalam 5 tahun mendatang.
Hingga akhir Mei 2024, posisi utang pemerintah mencapai Rp8.353,02 triliun atau 38,71% terhadap produk domestik bruto (PDB).