Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Risalah Rapat FOMC: The Fed Tunggu Lebih Banyak Bukti Inflasi Terkendali

Risalah pertemuan FOMC menunjukkan para pejabat memandang belum waktunya suku bunga acuan turun sebelum ada bukti tambahan inflasi turun menuju target 2%.
Gedung bank sentral AS Federal Reserve (The Fed)/Bloomberg
Gedung bank sentral AS Federal Reserve (The Fed)/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Para pejabat Federal Reserve mengatakan masih menunggu serangkaian bukti tambahan bahwa inflasi telah terkendali. Para pejabat juga berbeda pandangan mengenai waktu yang tepat untuk mempertahankan suku bunga.

Risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 12 Juni yang dirilis Rabu (3/7/2024), menunjukkan bahwa para pejabat tidak berharap akan tepat untuk menurunkan suku bunga hingga ada informasi tambahan untuk memberikan keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi berada di jalur yang tepat menuju target 2%.

Dalam pertemuan tersebut, The Fed telah mempertahankan suku bunga acuannya pada kisaran target 5,25% hingga 5,5%. The Fed telah mempertahankan suku bunga di level tertinggi dalam lebih dari dua dekade lalu ini sejak Juli 2023.

Para pejabat the Fed mengurangi outlook penurunan suku bunga tahun ini menjadi hanya satu kali, menurut proyeksi median. Namun, empat pejabat tidak memperkirakan adanya penurunan suku bunga untuk tahun 2024, sementara delapan pejabat memperkirakan ada dua kali penurunan.

"Para peserta mencatat ketidakpastian yang terkait dengan prospek ekonomi dan berapa lama waktu yang tepat untuk mempertahankan sikap kebijakan yang ketat," menurut risalah FOMC seperti dikutip Bloomberg, Kamis (4/7/2024).

Meskipun "beberapa" pejabat menggarisbawahi perlunya kesabaran, peserta lainnya secara khusus menekankan bahwa pelemahan permintaan dapat memicu peningkatan pengangguran yang lebih besar. Beberapa pejabat mempertahankan kesediaan untuk menaikkan suku bunga jika inflasi tetap tinggi.

Setelah serangkaian data pada awal 2024 mengindikasikan terhentinya kemajuan inflasi, proyeksi saat ini mulai membaik. Ukuran inflasi inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi, membukukan kenaikan terkecil dalam enam bulan terakhir pada Mei.

Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa data terbaru menunjukkan inflasi kembali ke jalur penurunan, tetapi menekankan bahwa para pembuat kebijakan membutuhkan lebih banyak bukti sebelum mereka mulai menurunkan suku bunga.

Pasar Tenaga Kerja

Notulensi FOMC tersebut menunjukkan peningkatan kehati-hatian tentang pasar tenaga kerja karena risiko untuk mencapai target ketenagakerjaan dan inflasi Fed telah bergerak ke arah yang lebih baik.

Meskipun ekonomi AS terus menambah lapangan pekerjaan dengan kecepatan yang solid, tingkat pengangguran naik tipis dalam beberapa bulan terakhir.

Presiden The Fed San Francisco Mary Daly memperingatkan pekan lalu bahwa pasar tenaga kerja mendekati titik belok di mana perlambatan lebih lanjut dapat menyebabkan pengangguran yang lebih tinggi.

"Beberapa peserta secara khusus menekankan bahwa dengan normalisasi pasar tenaga kerja, pelemahan permintaan lebih lanjut saat ini dapat menghasilkan respon pengangguran yang lebih besar daripada di masa lalu ketika permintaan tenaga kerja yang lebih rendah relatif lebih dirasakan melalui lebih sedikit lowongan pekerjaan," tulis notulensi tersebut.

Risalah tersebut menunjukkan perdebatan yang terus berlanjut di antara para pejabat tentang sejauh mana kebijakan The Fed menahan perekonomian.

"Beberapa pejabat mengatakan bahwa kekuatan ekonomi yang terus berlanjut, serta faktor-faktor lain, dapat berarti bahwa tingkat suku bunga ekuilibrium jangka panjang lebih tinggi daripada yang diperkirakan sebelumnya, dalam hal ini sikap kebijakan moneter dan kondisi keuangan secara keseluruhan mungkin tidak seketat yang terlihat," lanjutnya.

Pejabat memperkirakan pada bulan Juni bahwa suku bunga netral jangka panjang, yang menggambarkan sikap kebijakan yang tidak mendukung atau menahan ekonomi, naik menjadi 2,8%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper