Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Mulai Kaji Keekonomian Proyek Migas Nonkonvensional Blok Rokan

Mitra PT Pertamina (Persero) asal Amerika Serikat (AS), EOG Resources, tengah mengkaji keekonomian proyek migas nonkonvensional (MNK) di Blok Rokan.
Presiden Jokowi meninjau kawasan PT Pertamina Hulu Rokan di Dumai, Riau, Kamis (5/1/2023) - Humas Setkab/Agung.
Presiden Jokowi meninjau kawasan PT Pertamina Hulu Rokan di Dumai, Riau, Kamis (5/1/2023) - Humas Setkab/Agung.

Bisnis.com, BATAM — Mitra PT Pertamina (Persero) asal Amerika Serikat (AS), EOG Resources, tengah mengkaji keekonomian proyek migas nonkonvensional (MNK) di Blok Rokan

Wakil Kepala SKK Migas Shinta Damayanti mengatakan, kajian keekonomian itu bakal ditentukan lewat uji coba perekahan atau fracturing dan uji alir hidrokarbon di Sumur Gulamo DET-1. Uji coba itu bakal dilakukan pada bulan ini. 

“Saat ini, akan melakukan fracturing yang menentukan tentang keekonomian, kalau hasil pengeborannya bagus balik lagi MNK ini bukan hanya hasilnya, tapi untuk keekonomian mereka butuh data,” kata Shinta saat ditemui di Batam, Kamis (4/7/2024).

Di sisi lain, kata Shinta, lembaganya ikut mendukung kegiatan uji coba tersebut bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menyiapkan kebutuhan air dan pasir. 

Menurut dia, Blok Rokan tidak mengalami kesulitan untuk penyediaan air. Di sisi lain, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bersama dengan Badan Geologi telah menyiapkan pasir untuk program perekahan tersebut. 

“PHR dan Badan Geologi sudah scouting sand di sekitar area tersebut dan 10 sampel terbaik sudah dikirim ke AS untuk dicek agar bisa support nanti untuk fracturing,” kata dia. 

MNK merupakan migas yang diusahakan dari reservoir tempat terbentuknya dengan permeabilitas rendah (low permeability).  

Perbedaan mendasar antara hidrokarbon konvensional dan nonkonvensional adalah bahwa hidrokarbon konvensional terbentuk di batuan sumber dan bermigrasi ke batuan penyimpan (reservoir), sedangkan hidrokarbon nonkonvensional terbentuk dan tersimpan di batuan yang sama.  

Oleh karena itu, hidrokarbon nonkonvensional tidak memerlukan struktur perangkap layaknya hidrokarbon konvensional. Selain itu, hidrokarbon nonkonvensional terperangkap pada batuan dengan porositas dan permeabilitas yang sangat rendah sehingga membutuhkan teknologi tinggi untuk mengeksploitasinya.

Berdasarkan hasil pengujian Energy Information Administration (EIA) Amerika Serikat pada 2013 lalu, potensi MNK pada lima cekungan di Indonesia mengandung sumber daya gas dan minyak in-place masing-masing sebesar 303 triliun kaki kubik (Tcf) dan 234 miliar barel minyak (Bbo). 

Salah satu potensi sumber daya MNK itu berada pada Sentral Sumatra Basin, di mana Wilayah Kerja (WK) Rokan yang dikelola oleh PHR merupakan bagian dari cekungan tersebut.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan potensi MNK yang ada di Blok Rokan mencapai 1,28 miliar. Hitung-hitungan itu dapat mengurangi impor minyak domestik jika dapat dimonetisasi optimal. 

Sebelumnya, PHR telah menyelesaikan pengeboran untuk sumur eksplorasi MNK Gulamo DET-1 dan Kelok DET-1. 

Corporate Secretary PHR WK Rokan Rudi Ariffianto mengatakan, saat ini perseroan tengah melakukan evaluasi atas data logging dan inti batuan (coring). 

“Pada tahap selanjutnya akan dilakukan uji coba perekahan dan uji alir hidrokarbon di Sumur Gulamo DET-1 yang diperkirakan akan dimulai pada Juli 2024,” kata Rudi saat dikonfirmasi, Kamis (4/7/2024). 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper