Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Hulu Rokan bersama dengan PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling) melakukan tajak sumur eksplorasi migas nonkonvensional (MNK) ke-2 di Blok Rokan pada sumur Kelok DET-1.
Tajak sumur MNK yang ke-2 tersebut dilakukan PHR bersama Pertamina Drilling pada 14 Februari 2024 sekitar pukul 18.00 WIB. Pekerjaan ini dilakukan lebih cepat dari target.
“Tajak sumur eksplorasi Kelok DET-1 yang merupakan sumur ke-2 eksplorasi MNK ini lebih awal 4 hari dari perkiraan karena faktor cuaca yang mendukung,” kata EVP Upstream Business PHR Edwil Suzandi seperti dikutip dari siaran pers, Minggu (18/2/2024).
Edwil menambahkan, kegiatan tajak sumur tersebut dilakukan dengan baik tanpa adanya insiden ataupun kecelakaan kerja.
“Selama pekerjaan MNK ini kita harapkan berlangsung dengan aman dan selamat atau incident free ops (IFO) dan bisa diselesaikan sesuai target,” kata Edwil.
Tajak sumur eksplorasi MNK tersebut menggunakan rig Pertamina Drilling, tepatnya Rig PDSI #42.3/N1500-E yang berukuran besar dengan tenaga 1.500 horsepower (HP). Ini merupakan rig cyber dengan teknologi terkini dengan rencana kedalaman pengeboran mencapai hingga 8.188 kaki.
Baca Juga
“Eksplorasi dan eksploitasi MK di Wilayah Kerja Rokan umumnya menggunakan rig 350, 550 dan 750 HP. Dengan spesifikasi rig yang mumpuni dan teknologi yang mutakhir, kami optimistis dapat menyukseskan program pengeboran sumur MNK ke-2 di WK Rokan ini,” kata Direktur Utama Pertamina Drilling Avep Disasmita.
Avep menambahkan, tajak sumur eksplorasi MNK ke-2 di WK Rokan ini diharapkan mampu mendorong kegiatan eksplorasi dan studi MNK yang lebih masif karena potensi sumber daya migasnya diperkirakan masih sangat besar.
“Pertamina Drilling berkomitmen untuk turut serta dalam upaya menopang ketahanan energi nasional, salah satunya adalah dengan mendukung kegiatan eksplorasi dan studi sumber MNK serta melakukan inovasi teknologi terkait dengannya,” katanya.
Sebelumnya, PHR telah melakukan tajak sumur pertama eksplorasi MNK, yakni sumur Gulamo DET-1, yang berlokasi di Rokan Hilir pada Juli 2023.
Pengeboran sumur Gulamo DET-1 ini juga menggunakan rig Pertamina Drilling PDSI #42.3/N1500-E berkapasitas besar dengan tenaga 1.500 HP mencapai kedalaman pengeboran hingga 8.559 kaki ke dalam perut bumi dengan tipe sumur eksplorasi vertikal.
MNK merupakan migas yang diusahakan dari reservoir tempat terbentuknya dengan permeabilitas rendah (low permeability).
Perbedaan mendasar antara hidrokarbon konvensional dan nonkonvensional adalah bahwa hidrokarbon konvensional terbentuk di batuan sumber dan bermigrasi ke batuan penyimpan (reservoir), sedangkan hidrokarbon nonkonvensional terbentuk dan tersimpan di batuan yang sama.
Oleh karena itu, hidrokarbon nonkonvensional tidak memerlukan struktur perangkap layaknya hidrokarbon konvensional. Selain itu, hidrokarbon nonkonvensional terperangkap pada batuan dengan porositas dan permeabilitas yang sangat rendah sehingga membutuhkan teknologi tinggi untuk mengeksploitasinya.
Program MNK ini diharapkan mampu meningkatkan produksi dan menambah cadangan migas nasional dan upaya pencapaian target pemerintah yakni produksi 1 juta barel minyak per hari pada 2030.