Bisnis.com, JAKARTA -- Anggota Dewan Pakar Tim Kemenangan Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming serta kakak ipar Prabowo Subianto, Soedradjad Djiwandono lebih memilih program makan siang gratis ketimbang proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) yang diusung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Gubernur Bank Indonesia (BI) Periode 1993-1998 itu menjelaskan dirinya bukan tidak setuju terhadap program IKN. Menurutnya, wacana perpindahan ibukota sudah lama berkembang. Namun, dia mengingatkan proyek IKN membutuhkan perencanaan pembiayaan yang matang.
"Sekarang kalau kita mau utang terus-terusan, kita mau membangun ibu kota [IKN] dengan minjem?" katanya setelah acara Mid Year Banking and Economic Outlook Infobank di Jakarta, Selasa (2/7/2024).
Selain itu, dia mengatakan kesiapan infrastruktur penjunjang IKN juga harus diperhatikan. Guru Besar Bidang Ekonomi Internasional Nanyang Technological University Singapura tersebut menyoroti sulitnya akses terhadap air bersih di IKN.
Soedrajad juga mengingatkan perpindahan ibukota mesti berkaca kepada negara lain, termasuk negara tetangga seperti Myanmar.
"Mereka itu menderita di tengah hutan, tau-tau mau pindah ke situ saja," kata Soedradjad.
Baca Juga
Pilih Makan Siang Gratis
Soedradjad Djiwandono mengungkapkan alasan dirinya lebih memilih program makan siang gratis yang menurutnya bisa diupayakan terealisasi dalam jangka pendek.
"Karena kalau soal makan siang, masalah stunting itu sudah masalah lama," ujarnya.
Selain itu, dia menilai program makan siang gratis juga sudah banyak terealisasi di berbagai negara. Tujuan program makan siang gartis, katanya, tak lain untuk memperbaiki gizi anak-anak Indonesia.
Sebagaimana diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menyampaikan bahwa pemerintah telah memasukkan program makan bergizi gratis dalam rancangan APBN 2025.
Presiden terpilih Prabowo juga telah menyetujui alokasi anggaran untuk program tersebut yang sebesar Rp71 triliun.
“Bapak Prabowo telah menyampaikan beliau telah menyetujui program makanan bergizi gratis dilaksanakan secara bertahap,” kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa pemerintahan mendatang telah berkomitmen untuk menjaga defisit APBN 2025 pada level di bawah 3%.
“Kami sudah menyampaikan juga kepada presiden terpilih Bapak Prabowo dan beliau juga memberikan keyakinan arahan bahwa beliau commit defisit di bawah 3%,” tutur Sri Mulyani.