Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KAI Minta Suntikan Modal PMN Rp2 Triliun Tahun Ini, Buat Apa?

PT Kereta Api Indonesia (Persero) diusulkan untuk mendapatkan penyertaan modal negara atau PMN sebesar Rp2 triliun untuk periode 2024.
Rangkaian kereta rel listrik atau KAI Commuter melintas di Jakarta, Senin (18/9/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Rangkaian kereta rel listrik atau KAI Commuter melintas di Jakarta, Senin (18/9/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI buka suara terkait alasan kebutuhan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp2 triliun untuk periode 2024. 

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo menuturkan, usulan kucuran modal negara kepada KAI rencananya akan digunakan untuk pengadaan sarana rangkaian kereta (trainset) KRL Jabodetabek yang dioperasikan oleh entitas anak KAI, PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter.

"Peremajaan sarana KRL dibutuhkan agar KAI Commuter dapat menjalankan penugasan pelayanan publik angkutan orang dengan kereta api jelas ekonomi atau PSO yang diamanatkan oleh pemerintah melalui Kementerian Perhubungan," jelas Didiek dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Senin (1/7/2024).

Didiek menjelaskan, pengadaan sarana KRL sangat dibutuhkan saat ini mengingat bertambahnya jumlah sarana yang memasuki masa konservasi atau harus berhenti dioperasikan. 

Didiek menuturkan, berdasarkan perhitungan pihaknya, KAI harus melakukan replacement sarana sebanyak 37 trainset hingga 2027 mendatang untuk memastikan keselamatan dan keandalan armada KRL.

Dia menjelaskan, seluruh kereta atau gerbong KRL yang dimiliki KAI Commuter sebanyak 1.088 unit telah berusia setidaknya 30 tahun atau lebih. Hal tersebut karena pengadaan sarana KRL pada tahun-tahun sebelumnya dilakukan melalui impor barang bukan baru atau bekas.

Di sisi lain, pengurangan jumlah trainset operasional terjadi bersamaan dengan peningkatan volume penumpang KRL. Didiek mengatakan, jumlah penumpang  KRL Jabodetabek sepanjang 2023 lalu mencapai 290 juta orang dengan rata-rata okupansi sekitar 71% pada waktu normal dan 129% pada jam sibuk atau peak hour pada pukul 06.00-09.00 WIB dan 16.00-20.00 WIB.

Dia menuturkan, jumlah penumpang KRL Jabodetabek dapat mencapai 410 juta orang pada 2027 mendatang. Didiek menuturkan, jika tidak terdapat pengadaan sarana KRL baru, tingkat okupansi KRL Jabodetabek dapat menembus 242% saat jam sibuk.

"Untuk itu, persetujuan tambahan PMN pada 2024 ke PT KAI sebesar Rp2 triliun untuk kebutuhan pengadaan sarana KRL yang sangat mendesak," jelas Didiek.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper