Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor KRL hingga Retrofit, Jurus KCI Hadapi Lonjakan Penumpang

KCI menuturkan pengadaan rangkaian KRL Jabodetabek melalui impor, retrofit dan buatan PT Inka merupakan strategi untuk hadapi lonjakan penumpang.
Rangkaian kereta rel listrik (KRL) yang dikelola oleh anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia/KAI (Persero) berada di dipo kereta, Depok, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Rangkaian kereta rel listrik (KRL) yang dikelola oleh anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia/KAI (Persero) berada di dipo kereta, Depok, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Pengadaan rangkaian KRL Jabodetabek dari impor, retrofit dan buatan PT Industri Kereta Api (Inka) akan terealisasi pada 2025. PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter siapkan sejumlah strategi untuk hadapi lonjakan penumpang KRL.

Vice President Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba mengatakan, sambil menunggu rangkaian KRL baru dan retrofit pihaknya komitmen untuk tidak mengurangi frekuensi perjalanan harian. Terutama di jam-jam sibuk, frekuensi perjalanan akan tetap dipertahankan dan dioptimalkan. Hal itu seiring adanya proyeksi penumpang KRL Jabodetabek yang mencapai 1 juta orang per hari di tahun ini.

"Kami sudah sepakat ya dengan tim operasi itu tidak akan mengurangi frekuensi perjalanan," ujar Anne dalam konferensi pers, Selasa (5/2/2024).

Di sisi lain, rekomposisi jumlah gerbong dalam satu rangkaian (trainset) juga akan disesuaikan. Anne menjelaskan, trainset yang terdiri dari 12 gerbong akan diubah menjadi 10 gerbong. Sebaliknya, trainset yang terdiri dari 8 gerbong akan ditambah menjadi 10 gerbong.

Anne pun mengeklaim, keberadaan kereta bandara juga dianggap dapat membantu mengakomodir lonjakan penumpang KRL Jabodetabek.

"Kami juga harus memastikan sarana tetap dirawat sesuai dengan ketentuan," tuturnya.

Oleh karena itu, dia menegaskan pengadaan KRL lewat impor, pabrikan PT Inka dan retrofit dilakukan untuk menambah kapasitas angkut seiring target penumpang 2 juta orang per hari pada 2025-2026.

Adapun impor KRL baru dari China sebanyak 3 trainset merogoh biaya Rp783 miliar. Selain itu pembelian KRL dari PT INKA sebanyak 16 trainset memerlukan total investasi Rp3,83 triliun, dan retrofit 19 rangkaian KRL dari PT INKA menelan investasi sebesar Rp2,23 triliun.

Adapun seluruh pembiayaannya dari pinjaman KAI Commuter, kata Anne, berasal dari shareholder loan dari PT KAI dan bantuan Pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN).

"Inilah yang perlu kita awasi bersama bahwa time delivery dari setiap proses pengadaan ini memang harus benar-benar bisa tepat waktu, baik itu impor, retrofit atau pengadaan kereta baru agar pengguna dapat terlayani dengan baik," kata Anne.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper