Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SD Darmono Turun Gunung Kembali Pimpin Jababeka (KIJA), Jalankan 4 Strategi Ini

Pendiri PT Jababeka Tbk. (KIJA) SD Darmono kembali didapuk sebagai direktur utama perseroan di tengah situasi ekonomi yang cenderung sulit.
Chairman dan Founder PT Jababeka Setyono Djuandi Darmono kembali didapuk menjadi direktur utama perseroan/Jababeka
Chairman dan Founder PT Jababeka Setyono Djuandi Darmono kembali didapuk menjadi direktur utama perseroan/Jababeka

Bisnis.com, JAKARTA – Pendiri PT Jababeka Tbk. (KIJA) SD Darmono kembali didapuk sebagai direktur utama perseroan di tengah tantangan ekonomi dan geopolitik.

Pengangkatan SD Darmono sebagai direktur utama telah disetujui dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) yang digelar pada Jumat (28/6/2024).

Bukan tanpa alasan, penunjukan SD Darmono sebagai nahkoda KIJA dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas keuangan perseroan serta menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan dihadapi seiring dengan adanya tantangan ekonomi dan geopolitik.

Menanggapi hal itu, SD Darmono mengakui bahwa situasi ekonomi yang cenderung sulit saat ini memanglah membebani kinerja perusahaan. Meskipun demikian, dia menegaskan bahwa posisi keuangan perseroan masih sehat, di mana jumlah ekuitas KIJA tercatat sebesar Rp6,9 triliun. Posisinya jauh di atas total jumlah pinjaman sebesar Rp4,4 triliun.

“Namun dengan melihat situasi ekonomi saat ini dan ke depan jumlah utang tersebut masih membebani perusahaan jika tidak diimbangi oleh penjualan yang cukup dari land bank [nilai buku] sekitar Rp7,6 triliun, padahal nilai pasar berkisar Rp21,6 triliun,” tuturnya dalam keterangan resmi, dikutip Senin (1/7/2024).

Seiring dengan hal itu, SD Darmono setidaknya merumuskan empat langkah strategis yang bakal dijalankan perseroan. Pertama, KIJA berkomitmen untuk meningkatkan modal dasar perseroan. Hal itu dilakukan sebagai langkah antisipasi bila ke depan pihaknya perlu menjalankan rencana aksi korporasi.

Kedua, manajemen KIJA juga berkomitmen meningkatkan kinerja Perusahaan melalui penjualan aset yang tidak segera memberikan hasil.

Ketiga, KIJA bakal melakukan efisiensi biaya guna meneken pengeluaran yang tidak diperlukan. Caranya, dengan melakukan pengendalian yang disentralisasi guna tercipta satu sinergi di Jababeka.

Keempat, KIJA tak segan mengungkap rencana untuk melepas entitas anak yang kinerjanya dinilai membebani induk.

“Dengan demikian diharapkan Perseroan akan menjadi lebih sehat dan mampu memberikan dividen sesuai harapan serta meningkatkan nilai bagi pemegang saham,” pungkasnya.

Sementara itu, mengacu pada laporan keuangan KIJA, Perseroan memang mencatat rugi sebesar Rp107,66 miliar pada kuartal I/2024. Padahal, pada periode yang sama di tahun sebelumnya KIJA mencatat laba bersih sebesar Rp322,29 miliar. 

Pelemahan kinerja KIJA sepanjang awal 2024 ini didorong oleh melemahnya penjualan dan pendapatan jasa, di mana posisinya susut 11,54% menjadi Rp688,57 miliar pada Kuartal I/2024 dari Rp778,37 miliar pada Kuartal I/2023.

Perinciannya, sepanjang kuartal I/2024 penjualan tanah matang seret menjadi Rp106,4 miliar dari posisi kuartal I/2024 Rp282,85 miliar.

Di samping itu, penjualan tanah dan rumah pada kuartal I/2024 juga susut 5,85% yoy menjadi Rp31,61 miliar dari Rp33,58 miliar pada kuartal I/2023. Kemudian, penjualan apartemen juga turun 8,19% menjadi Rp23,71 miliar dari Rp25,81 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper