Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gencar Tarik Investasi Baterai EV, Segini Cadangan Nikel Terbaru RI

Kementerian ESDM merilis data terbaru cadangan mineral, termasuk cadangan nikel, di tengah upaya Indonesia menarik investasi pada ekosistem baterai EV.
Pekerja melakukan proses pencetakan feronikel di salah satu pabrik tambang milik Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pekerja melakukan proses pencetakan feronikel di salah satu pabrik tambang milik Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merilis data neraca sumber daya dan cadangan mineral nasional terbaru, salah satunya komoditas nikel.

Data tersebut tercantum dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 132.K/GL.01/MEM.G/2024 tentang Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral dan Batu Bara Nasional pada Tahun 2023 yang ditetapkan pada 19 Juni 2024.

Diterbitkannya Kepmen ESDM ini dikarenakan neraca sumber daya dan cadangan mineral dan batu bara nasional memiliki peranan penting untuk menetapkan kebijakan nasional di bidang energi dan sumber daya mineral.

Berdasarkan Kepmen tersebut, dikutip Senin (1/7/2024), sumber daya tereka untuk bijih nikel tercatat mencapai sebesar 8,67 miliar ton dan untuk logam nikel sebesar 92,23 juta ton.

Lalu, sumber daya tertunjuk bijih nikel tercatat sebesar 6,10 miliar ton dan logam nikel sebesar 55,58 juta ton. Untuk sumber daya terukur, bijih nikel berada diangka 3,76 miliar ton dan logam nikel sebesar 36,78 juta ton.

Dengan demikian, total sumber daya bijih nikel saat ini sebesar 18,55 miliar ton dan untuk logam nikel sebesar 184,60 juta ton.

Dari sisi cadangan, Indonesia tercatat masih memiliki total cadangan bijih nikel sebesar 5,32 miliar ton dan logam nikel sebesar 56,11 juta ton.

Total cadangan nikel tersebut terdiri atas cadangan terkira bijih nikel sebanyak 3,42 miliar ton dan logam nikel sebesar 35,91 juta ton, serta cadangan terbukti bijih nikel sebesar 1,90 miliar ton dan logam nikel sebesar 20,20 juta ton.

Sementara itu, Kementerian ESDM mencatat total produksi nikel sepanjang Januari-Desember 2023 mencapai 175,61 juta ton.

Gencar Tarik Investasi Baterai EV

Pemerintah tengah gencar menarik investasi ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia. Dorongan ini bukan tanpa sebab, karena bahan baku pembuatan baterai untuk kendaraan listrik, yaitu nikel sangat melimpah di Indonesia.

Tercatat sudah ada sejumlah kerja sama antara perusahaan dalam negeri dengan sejumlah investor luar negeri untuk pengembangan rantai pasok baterai EV.

Seperti contoh, kerja sama antara pemain baterai asal China, Contemporary Amperex Technology Co. (CATL) lewat PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd. (CBL) dengan Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk membangun rantai pasok baterai terintegrasi dari hulu ke hilir senilai US$5,8 miliar setara dengan Rp90,50 triliun (asumsi kurs Rp15.605 per dolar AS).

Kemudian, kerja sama antara PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co dan Ford Motor Company untuk membangun smelter high-pressure acid leach (HPAL) yang menghasilkan bahan baku baterai EV di Blok Pomalaa, Sulawesi Tenggara.

Pada Januari 2024, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia melaporkan total komitmen investasi ekosistem kendaraan listrik yang berhasil ditarik masuk Indonesia per kuartal IV/2023 telah mencapai US$42 miliar atau Rp630 triliun.

Total komitmen investasi tersebut berasal dari LG Energy Solution US$9,8 miliar, CATL US$5,2 miliar, Foxconn US$8 miliar, INBC US$9 miliar, Ford US$4,5 miliar, Volkswagen US$2-US$3 miliar, dan BASF US$2,2-US$2,5 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper