Bisnis.com, JAKARTA - Dua perusahaan raksasa asal Eropa, BASF SE dan Eramet SA, resmi membatalkan rencana investasinya pada proyek pabrik bahan baku baterai kendaraan listrik di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara. Langkah ini diambil seiring pelambatan penjualan mobil listrik di dunia.
Keduanya semula berencana membangun smelter dengan teknologi high-pressure acid leaching (HPAL)yang akan mengolah bijih nikel dari tambang Weda Bay menjadi produk antara nikel dan kobalt, mixed hydroxide precipitate (MHP). Produk antara ini kemudian akan diolah menjadi precursor cathode active materials (PCAM) dan cathode active materials (CAM), komponen penting dalam pembuatan baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).