Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vietnam Bangun PLTU Batu Bara, AS Meradang dan Singgung JETP

Amerika Serikat (AS) meradang hingga singgung JETP akibat rencana pemerintah Vietnam yang ingin bangun PLTU batu bara baru.
Ilustrasi menara pendingin dan cerobong asap PLTU batu bara. Bloomberg/Waldo Swiegers
Ilustrasi menara pendingin dan cerobong asap PLTU batu bara. Bloomberg/Waldo Swiegers

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat (AS) meradang atas laporan kemungkinan Vietnam membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara. Hal tersebut bisa membuat Vietnam melanggar program Just Energy Transition Partnership (JETP). 

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menuturkan bahwa pihaknya dan mitra internasional lain terus mendorong Vietnam untuk mencapai target JETP, dalam menggunakan energi terbarukan dan beralih dari pembangkit listrik tenaga batu bara. 

“Kami memantau dengan cermat laporan kemungkinan pembangunan dan pengoperasian pembangkit listrik tenaga batu bara tambahan oleh Vietnam yang dapat mempersulit upaya tersebut,” ujar perwakilan Deplu AS seperti dikutip dari Bloomberg pada Rabu (26/5/2024). 

Diketahui bahwa Vietnam memang mendapat perhatian dari negara-negara kaya, yang mendanai paket pembiayaan miliar dolar untuk membantu negara tersebut beralih dari bahan bakar yang ramah lingungan. 

Namun, rencana pembangunan pembangkit listrik Song Hau 2 berkapasitas 2,1 gigawatt ternyata dapat membuat Vietnam melanggar batas pembangkit listrik tenaga batu bara yang termasuk dalam program JETP.

Adapu, kesepakatan JETP antara AS dan Vietnam ditetapkan sebesar US$15,5 miliar atau sekitar Rp254 triliun yang diumumkan pada 2022. 

Berdasarkan pengajuan, pembangkit listrik Song Hau 2 kini sedang dalam tahap pengembangan, dengan perjanjian sambungan jaringan listrik dan pinjaman hampir US$1 miliar, atau sekitar Rp16,4 triliun.

Direktur strategis senior iklim internasional di Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam AS Jake Schmidt menuturkan bahwa hal ini bukanlah pertanda yang baik, jika negara seperti Vietnam terus berinvestasi pada batu bara. 

“Hal ini tidak sepenuhnya melemahkan konsep bahwa kita perlu memiliki platform transisi energi, dan hal ini akan selalu membutuhkan kerja keras. Tapi itu menjadi jauh lebih sulit,” jelasnya. 

Perkembangan tersebut juga menggarisbawahi keterbatasan modal dari JETP, yang digunakan untuk membatasi pembangkit listrik tenaga batu bara di Indonesia dan Afrika Selatan. 

Di bawah kemitraan dengan Vietnam, Uni Eropa, Inggris, Amerika Serikat, Jepang dan negara-negara lain sepakat untuk memobilisasi dana hibah dan pinjaman sebesar US$7,75 miliar dari JETP serta US$7,75 miliar dari sekelompok investor. 

Pihak Departemen Luar Negeri AS juga mengatakan bahwa mereka terus menjalankan hubungan yang erat dengan Vietnam dan berupaya menghentikan pembangkit listrik batu bara secara bertahap. 

“Kami akan terus menjalin hubungan erat dengan Vietnam untuk melaksanakan reformasi yang diperlukan, menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara secara bertahap, meningkatkan energi terbarukan dan transmisi untuk memenuhi permintaan listrik, dan memobilisasi pendanaan yang berkomitmen untuk mencapai tujuan-tujuan ini,” tuturnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper