Bisnis.com, JAKARTA - Penduduk Argentina terpaksa mengurangi konsumsi daging sapi di tengah inflasi yang mencapai tiga digit dan ekonomi yang masuk jurang resesi.
Pertumbuhan ekonomi Argentina pada kuartal I/2024 turun sebesar 2,6% secara QtQ dibandingkan dengan kuartal IV/2023. Sementara, secara tahunan pertumbuhan ekonomi negara ini minus 5,1% YoY.
Dilansir Reuters pada Minggu (23/6/2024), konsumsi daging sapi di negara Amerika Selatan ini susut hampir 16% sepanjang tahun berjalan. Padahal, di Argentina daging sapi merupakan makanan penting, sebagaimana sepak bola dan teh mate.
Bahkan di rumah sebagian besar warga Argentina, terdapat panganggan parilla di mana untuk tempat anggota keluarga berkumpul. Banyak juga terdapat restoran steak sapi di Buenos Aires dan warga sering mengadakan barbeku, bahkan di kontruksi bangunan atau saat ada demo.
Seorang pensiunan WN Argentina Claudia San Martin mengatakan daging sapi merupakan bagian penting bagi penduduk, seperti pasti bagi para orang Italia. Dia juga menyebutkan akan memangkas belanja barang lain, seperti produk pembersih, ketimbang daging sapi.
"Warga Argentina bisa menahan untuk tidak belanja barang-barang di tengah periode sulit seperti ini, tetapi tidak dengan daging sapi," ujarnya.
Baca Juga
Data terbaru menunjukkan penduduk Argentina mengonsumsi daging sapi sekitar 44 kg selama setahun. Angka ini turun tajam dari 52 kg pada tahun lalu dan 100 kg dalam setahun pada 1950-an.
Salah satu faktor dari penurunan jangka panjang ini adalah peralihan ke daging lain, seperti daging babi dan ayam, serta makanan pokok yang lebih murah seperti pasta.
Namun, penurunan pada tahun ini didorong oleh inflasi yang hampir 300%, kondisi perekonomian yang terhenti, serta langkah-langkah penghematan anggaran yang ketat yang dilakukan oleh Presiden Javier Milei.
Tak hanya itu, kemiskinan juga meningkat di Argentina dengan lebih banyak orang kehilangan tempat tinggal di kota-kota besar. Banyak antrean meningkat di dapur umum dan para warga mengurangi konsumsi bahan pokok, seperti daging, susu, dan sayuran. Warga mengatakan mereka belum merasakan manfaat dari melambatnya inflasi bulanan.
"Situasi saat ini sangat kritis. Konsumen mengambil keputusan hanya dengan memikirkan dompet mereka," kata Miguel Schiariti, Presiden Industri Daging Lokal CICCRA, yang memperkirakan konsumsi daging akan tetap tertekan. “Daya beli masyarakat melemah dari bulan ke bulan,” lanjutnya.