Bisnis.com, JAKARTA — Anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN (PGAS), PT Saka Energi bakal mengebor tiga sumur migas baru di Blok Pangkah tahun ini.
Ketiga sumur itu di antaranya area West Pangkah, yakni WPA-06, WPD-1X, dan Ronggolawe.
Selain itu, Saka Energi turut melakukan workover untuk dua sumur lama di Blok Pangkah, yakni UPA-11 dan STO2 Perforasi dan UPB-12.
“Seluruh pengeboran dilakukan untuk menjaga tingkat produksi dan menambah cadangan,” kata Pj Sekretaris Perusahaan PGN Susiyani Nurwulandari saat dihubungi, Selasa (25/6/2024).
Pada akhir 2022, Saka Energi membalik provisi penurunan nilai atas properti minyak dan gas di Blok Pangkah dan Fasken masing-masing sebesar US$51,11 juta dan US$18,39 juta dengan nilai buku tersusutkan masing-masing sebesar US$28,37 juta dan US$15,97 juta.
Pembalikan provisi penurunan nilai Blok Pangkah dan Blok Fasken dilakukan manajemen atas dasar kenaikan volume produksi akibat keberhasilan pengeboran pada Lapangan Sidayu dan West Pangkah serta kinerja positif pada kedua lapangan tersebut.
Baca Juga
“Pada Blok Fasken, keberhasilan pengeboran eksplorasi pada reservoir baru, yaitu Austin Chalk memberikan tambahan volume cadangan, dan sumur-sumur baru telah berproduksi dengan output yang lebih tinggi dari estimasi awal,” kata Susiyani.
Adapun, segmen usaha hulu migas PGAS itu per akhir 2023 telah mengangkut migas sebesar 9,2 juta barel setara minyak (MMBOE) dan memberikan kontribusi ke pendapatan dan EBITDA PGAS mencapai masing-masing 12% dan 29%.
Sementara itu, kinerja lifting untuk tahun ini ditargetkan mencapai 8,4 MMBOE.
“Hal ini lebih rendah karena ekspekstasi akibat natural declining,” tuturnya.
Sebelumnya, PGAS membukukan kenaikan laba bersih menjadi sebesar US$121,13 juta atau setara Rp1,92 triliun (kurs jisdor Rp15.873 per dolar AS) pada kuartal I/2024.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, PGAS membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar US$121,13 juta. Laba tersebut naik 40,79% dibandingkan dengan kuartal I/2023 yang tercatat sebesar US$86,03 juta.
Laba yang meningkat tersebut sejalan dengan pendapatan yang naik menjadi sebesar US$949,33 juta atau setara dengan Rp15,06 triliun sepanjang kuartal I/2024.
Pendapatan itu naik 1,66% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$933,74 juta.
Pendapatan tersebut ditopang oleh penjualan terhadap pihak ketiga sebesar US$630,52 juta sementara dengan pihak berelasi tercatat sebesar US$318,80 juta.
Meski pendapatan naik, beban pokok justru turun menjadi seebsar US$737,55 juta atau setara dengan Rp11,70 triliun. Beban ini turun 2,55% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$756,90 juta.
Alhasil, laba kotor tercatat sebesar US$211,77 juta atau setara dengan Rp3,36 triliun. Laba itu naik 19,75% dibandingkan dengan perolehan kuartal I/2023 yang tercatat sebesar US$176,84 juta.
Kemudian, total liabilitas per Maret 2024 tercatat sebesar US$3,05 miliar atau lebih rendah dibandingkan dengan periode akhir 2023 yang tercatat sebesar US$3,05 miliar. Perinciannya adalah liabilitas jangka panjang sebesar US$1,54 miliar dan liabilitas jangka pendek sebesar US$1,50 miliar.
Selanjutnya, total ekuitas PGAS hingga Maret tercatat sebesar US$3,67 miliar atau lebih tinggi dari posisi akhir 2023 yang tercatat sebesar US$3,54 miliar. Alhasil, total aset tercatat sebesar US$6,72 miliar.