Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PGN: Defisit Gas Sumtengsel-Jabar Kian Parah

Defisit gas di regional Sumtengsel-Jabar diproyeksikan akan semakin meningkat mulai 2024.
Warga memperlihatkan jaringan gas rumah tangga di kawasan Depok, Jawa Barat, Rabu (5/7/2023)/Bisnis-Arief Hermawan
Warga memperlihatkan jaringan gas rumah tangga di kawasan Depok, Jawa Barat, Rabu (5/7/2023)/Bisnis-Arief Hermawan

Bisnis.com, JAKARTA - Defisit gas di regional Sumtengsel-Jabar diproyeksikan akan semakin meningkat mulai 2024, sementara proyek pipa Cisem 2 baru akan selesai pada akhir 2025.

Muhammad Anas Pradipta, Grup Head Migas dan LNG Supply PT PGN, mengatakan bahwa total kebutuhan gas di regional Sumatera bagian tengah dan selatan (Sumtengsel) dan Jawa Barat (Jabar) pada tahun ini diproyeksikan mencapai 585 BBTUD.

Sementara itu, pasokannya hanya 534 BBTUD. BBTUD adalah billion british thermal unit per day atau 1 miliar BTU per hari.  

"Jadi ada defisit sekitar 50 BBTUD. Ini akan meningkat signifikan pada tahun berikutnya karena berkurangnya pasokan," katanya pada Forum Gas Bumi 2024, Rabu (19/6/2024).

Ia mengatakan, kebutuhan gas di regional ini pada 2025 kemungkinan belum akan berubah yakni di level 585 BBTUD. Akan tetapi, pasokannya mengalami penurunan menjadi hanya 414 BBTUD. Alhasil, defisit membengkak menjadi 172 BBTUD.

Menurutnya, defisit gas di Sumtengsel akan semakin membengkak pada tahun-tahun berikutnya. Puncaknya pada 2028, yakni mencapai 370 BBTUD.

Hal lantaran kebutuhan yang mengalami peningkatan di satu sisi, sedangkan di sisi lain kemampuan suplai yang cenderung menurun.

Kondisi sebaliknya terjadi di regional Jatim dan Jateng, di mana mengalami surplus gas. Pada tahun ini, surplus gas di regional ini mencapai 11 BBTUD, dan diproyeksikan meningkat signifikan pada 2025.

Pada tahun ini, PGN memproyeksikan kebutuhan gas di Jatim dan Jateng sebanyak 253 BBTUD, sedangkan kemampuan pasokannya mencapai 264 BBTUD, sehingga terjadi surplus 11 BBTUD.

Surplus ini akan bertambah pada 2025 meski kebutuhan di regional ini juga meningkat menjadi 275 BBTUD. Hal ini lantaran kemampuan pasokannya juga meningkat kuat menjadi 325 BBTUD. Alhasil, terdapat surplus 50 BBTUD.

Pradipta mengungkapkan, kondisi over-supply di regional Jatim-Jateng diproyeksikan berlangsung sampai 2030. "Ini belum termasuk potensi gas eksplorasi dan undeveloped discovery SKK Migas mulai 2029 sebesar 60 BBTUD hingga 800 BBTUD."

Namun, pada akhir 2025, berapa pun gas yang ada di Jateng dan Jatim akan dapat diserap oleh PGN. Hal ini terkait bagaimana memastikan pasokan dari hulu itu disalurkan oleh PGN. "Oleh karena itu, pembangunan pipa gas Cirebon Semarang (Cisem) akan menjadi key player bagi pemanfaaatan gas bumi dan produk turunan PGN."

Laode Sulaeman, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM, mengatakan proyek pembangunan pipa gas Cirebon-Semarang (Cisem) 2 akan dimulai Juli 2024, dan ditargetkan rampung akhir 2025.

"Juli mulai konstruksi dan rampung Desember 2025," katanya.

1718809798_02a53b8b-f795-4c65-8ebd-68c447532bf9.
1718809798_02a53b8b-f795-4c65-8ebd-68c447532bf9.

Muhammad Anas Pradipta, Grup Head Migas dan LNG Supply PT Perusahaan Gas Negara, Tbk. - Foto SKK Migas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper