Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Ancam Perang Dagang Jika Eropa Tak Batalkan Tarif Impor Kendaraan Listrik

China meminta Uni Eropa membatalkan impor sementara untuk kendaraan listrik China sebelum 4 Juli 2024.
Stasiun pengisian daya mobil listrik umum di Paris, Prancis yang dipotret pada Rabu (14/2/2024). - Bloomberg/Benjamin Girette
Stasiun pengisian daya mobil listrik umum di Paris, Prancis yang dipotret pada Rabu (14/2/2024). - Bloomberg/Benjamin Girette

Bisnis.com, JAKARTA – China meminta Uni Eropa membatalkan impor sementara untuk kendaraan listrik China pada 4 Juli 2024 setelah kedua belah pihak sepakat mengadakan perundingan perdagangan.

Uni Eropa mengenakan bea masuk sementara hingga 38,1% untuk mobil listrik buatan China per 4 Juli mendatang sembari menggelar penyelidikan atas tuduhan pemberian subsidi yang berlebihan dan tidak adil bagi produsen mobil listrik China.

China telah berulang kali meminta Uni Eropa untuk membatalkan tarif tersebut dan menyatakan kesediaan untuk bernegosiasi. China tidak ingin terlibat dalam perang tarif dagang setelah tertekan oleh tarif AS atas barang-barangnya yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump.

Namun, China mengatakan mengatakan akan mengambil semua langkah untuk melindungi perusahaan-perusahaan China jika tarif Uni Eropa tidak dibatalkan.

Melansir Reuters dari Global Times, Senin (24/6/2024), China dan Uni Eropa sepakat untuk memulai kembali perundingan setelah adanya pembicaraan antara Komisioner Uni Eropa Valdis Dombrovskis dan Menteri Perdagangan China Wang Wentao pekan lalu selama kunjungan menteri ekonomi Jerman ke China.

Hasil terbaik dari pembicaraan tersebut adalah Uni Eropa membatalkan keputusan tarifnya sebelum 4 Juli. Namun, langkah-langkah Uni Eropa yang semakin proteksionis akan memicu tindakan balasan dari China.

Tarif-tarif tersebut akan ditetapkan pada 2 November di akhir penyelidikan anti-subsidi Uni Eropa.

Kebijakan perdagangan Uni Eropa telah berubah menjadi semakin protektif karena kekhawatiran bahwa model pembangunan China yang berfokus pada produksi dapat membuat negara tersebut dibanjiri barang-barang murah karena perusahaan-perusahaan China ingin meningkatkan ekspor di tengah lemahnya permintaan domestik.

China menolak tuduhan subsidi yang tidak adil atau bahwa mereka memiliki masalah kelebihan kapasitas dengan mengatakan bahwa pengembangan industri kendaraan listrik China merupakan hasil dari keunggulan dalam teknologi, pasar, dan rantai pasokan industri.

Kepala Riset China Center for International Economic Exchanges Zhang Yangsheng memandang bahwa penyelidikan kendaraan listrik China yang diumumkan Presiden Komisi Eropa Von der Leyen bukan hanya terkait masalah ekonomi tetapi juga masalah geopolitik.

"Secara pribadi, saya pikir tidak adil untuk memulai perang tarif dengan hanya mempertimbangkan tingkat pemanfaatan kapasitas dan permintaan yang tidak mencukupi," ungkap Zhang seperti dikutip Reuters.

Hubungan perdagangan antara blok 27 negara kuat dan dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut tiba-tiba memburuk ketika Parlemen Eropa memberikan suara pada Mei 2021 untuk membekukan ratifikasi apa yang seharusnya menjadi perjanjian investasi penting karena sanksi atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Xinjiang, China.

China dan Uni Eropa kembali bersitegang pada tahun itu ketika China menurunkan hubungan diplomatik dengan Lituania dan mengatakan kepada perusahaan multinasional untuk memutuskan hubungan dengan negara Baltik. Ini dilakukan setelah Lithuania mengundang Taiwan, yang diklaim oleh China sebagai bagian dari wilayahnya, untuk membuka kantor perwakilannya di ibu kota.

Siap Perang Dagang

Meskipun menyerukan pembicaraan, China juga mengindikasikan bahwa mereka telah menyiapkan langkah-langkah pembalasan jika komisi Eropa tidak mundur. China juga menganggap Eropa bertanggung jawab penuh atas meningkatnya ketegangan.

Global Times, yang pertama kali melaporkan bahwa China sedang mempertimbangkan untuk membuka investigasi anti-dumping terhadap impor daging babi Eropa - yang diumumkan oleh kementerian perdagangan minggu lalu bahwa mereka akan melakukannya - juga telah memicu investigasi anti-subsidi terhadap produk susu Eropa dan tarif untuk mobil-mobil bermesin besar.

Pemerintah China memberikan petunjuk tentang kemungkinan tindakan pembalasan melalui komentar-komentar media pemerintah dan wawancara dengan tokoh-tokoh industri.

Analis utama lembaga studi China di Berlin, MERICS, Jacob Gunter mengatakan China diperkirakan akan menaikkan tarif hingga 25% untuk mobil-mobil buatan Eropa dengan kubikasi mesin lebih dari 2.500 cc.

"Daging babi dan produk susu sudah ada di meja perundingan dengan Beijing, dan kemungkinan besar akan ada lebih banyak lagi produk pertanian yang terancam," tambahnya.

Di sisi Uni Eropa, Gunter mengatakan ada berbagai investigasi yang sedang berlangsung dengan menggunakan perangkat baru yang telah dirakit oleh Uni Eropa, sehingga diperkirakan ada tindakan yang menargetkan distorsi pada produk China, mulai dari perangkat medis, pemindai keamanan bandara, hingga pipa baja.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper