Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementan Waspadai Lonjakan Harga Cabai pada Paruh Kedua 2024

Kementerian Pertanian (Kementan) mewaspadai adanya potensi kenaikan harga cabai pada paruh kedua 2024.
Pedagang cabai melayani pembeli di salah satu pasar di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Eusebio Chysnamurti
Pedagang cabai melayani pembeli di salah satu pasar di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Eusebio Chysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) membeberkan adanya risiko kenaikan harga cabai pada paruh kedua 2024.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan Andi Muhammad Idil Fitri mengatakan bahwa secara total, produksi cabai tahunan sudah dalam kondisi surplus. Namun, dia mengakui ada bulan-bulan tertentu di mana produksi anjlok hingga berisiko mengerek harga cabai.

Dia menyebut, kenaikan harga cabai rawit merah rawan terjadi pada periode November hingga Januari. 

"Memang untuk potensi harga [cabai rawit] naik karena shortage itu ada di November - Januari, apalagi kalau kita cermati sekarang ini sudah masuk kekeringan, dampaknya pasti akan terasa di akhir tahun," ujar Andi dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah, Senin (24/6/2024).

Sementara untuk lonjakan harga cabai besar, termasuk di dalamnya cabai merah keriting diprediksi bakal terjadi pada periode Juli hingga September 2024.

"Pada bulan tersebut produksi memang rendah sehingga harga cenderung meningkat, itu perlu diantisipasi dan dimitagasi," ungkapnya.

Oleh karena itu, sejumlah usulan strategi dicanangkan dalam mengantisipasi lonjakan harga cabai, di antaranya optimalisasi lahan pemerintah atau lahan fasum di wilayah sentra produksi. Selain itu, manajemen pola tanam cabai juga perlu dilakukan untuk meminimalkan risiko terjadinya panen raya serentak di berbagai daerah.

Kemudian, para champion cabai binaan Kementan, kata Andi, juga mengusulkan agar disediakannya sarana pengolahan pasca-panen cabai menjadi beberapa produk seperti pasta cabai, cabai kering dan cabai bubuk.

"Ini perlu untuk penyerapan cabai saat panen raya, mengingat daya simpan cabai yang tidak lama," ucapnya.

Sementara itu, peran pemerintah daerah juga diperlukan dalam mengantisipasi lonjakan harga cabai. Misalnya, menghubungi champion cabai binaan Kementan untuk bekerja sama mendampingi petani lokal mereka di lahan-lahan milik pemerintah daerah (pemda). Adapun untuk wilayah nonsentra produksi, pemda diharapkan dapat menyiapkan offtaker cabai untuk menerima pasokan dari luar wilayahnya.

"Selain itu perlu ada peran Pemda untuk mengalokasikan bantuan biaya distribusi produk atau subsidi ongkos kirim," tuturnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga cabai merah pada pekan ketiga Juni 2024 sebesar Rp54.237 per kilogram telah mengalami kenaikan 8,63% dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Sementara harga cabai rawit pada pekan ketiga Juni 2024 sebesar Rp51.382 per kilogram juga naik 5,13% mtm.

BPS mencatat terdapat peningkatan jumlah wilayah yang mengalami kenaikan harga cabai dan cabai rawit pada pekan ketiga Juni 2024. Secara terperinci, sebanyak 280 wilayah mengalami kenaikan harga cabai merah, naik dibandingkan pekan sebelumnya sebanyak 252 wilayah.

"Artinya, 77,78% wilayah di Indonesia saat ini mengalami kenaikan harga cabai merah," ujar Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah, Senin (24/6/2024).

Selain itu, jumlah wilayah yang mengalami kenaikan harga cabai rawit juga naik dari 199 wilayah pada pekan kedua Juni 2024, menjadi 204 wilayah pada pekan ketiga Juni 2024. Amalia menyebut, 56,67% wilayah di Indonesia mengalami kenaikan harga cabai rawit merah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper