Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) bakal memperpanjang skybridge Stasiun Bojonggede hingga ke peron arah Jakarta. Sayangnya, rencana tersebut terhambat oleh pembebasan lahan.
Direktur Prasarana BPTJ, Zamrides mengeklaim, rencana perpanjangan skybridge di Stasiun Bojonggede itu menjadi upaya untuk meningkatkan kenyaman dan kemudahan mobilitas para pengguna KRL.
"Penataan ulang sirkulasi pergerakan penumpang keluar masuk Stasiun Bojonggede menjadi fokus penting," ujar Zamrides dalam keterangannya, dikutip Minggu (23/6/2024).
Namun, dia mengakui ihwal pembebasan lahan menjadi tantangan utama dalam rencana proyek perpanjangan skybridge tersebut. Adapun, Pemerintah Kabupaten Bogor, kata dia, telah melakukan tinjauan lapangan dan bakal memprioritaskan agenda pembebasan lahan tersebut pada 2025.
Selain itu, perpanjangan skybridge tersebut juga memerlukan sedikit lahan milik Ditjen Perkeretaapian (DJKA) untuk digunakan sebagai pilar penyangga skybridge Stasiun Bojonggede. Dia memastikan bahwa pilar penyangga itu nantinya tidak akan mengganggu kapasitas lahan parkir yang ada.
Adapun, Zamrides membeberkan, saat ini pihaknya tengah melakukan sosialisasi dan survei kepada masyarakat ihwal rencana perpanjangan skybridge Stasiun Bojonggede. Dengan begitu, masyarakat pengguna skybridge selama ini juga dapat memberikan masukkan konstruktif terhadap rencana proyek perpanjangan jembatan pengguna KRL tersebut.
Baca Juga
"Kami berupaya agar dengan adanya perpanjangan skybridge ini, pergerakan penumpang dapat lebih lancar dan nyaman," ucapnya.
Untuk diketahui, skybridge Bojonggede adalah fasilitas jembatan yang menghubungkan Stasiun KRL Bojonggede dengan Terminal Penumpang Tipe C Bojonggede. Keberadaan skybridge tersebut dimaksudkan untuk mengurangi kemacetan di kawasan Stasiun Bojonggede dan meningkatkan keselamatan maupun kenyamanan pejalan kaki serta pengguna KRL Jabodetabek.
Adapun, hasil analisis BPTJ pada Februari 2024 mencatat keberadaan skybridge Bojonggede dapat membantu mengurangi kerugian akibat kemacetan hingga Rp3,3 miliar per tahun, atau setara dengan penghijauan lingkungan dengan 327 pohon untuk menurunkan polusi CO2. Bahkan, keuntungan dari adanya skybridge Bojonggede diklaim dapat memberikan potensi pendapatan asli daerah (PAD) kepada pemerintah Kabupaten Bogor hingga Rp3,5 miliar per tahun.