Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengusulkan anggaran cost recovery atau pengembalian biaya operasi hulu migas untuk tahun anggaran 2025 mencapai di rentang US$8,5 miliar sampai dengan US$8,7 miliar.
Arifin mengatakan, permintaan anggaran cost recovery yang makin lebar itu cukup beralasan lantaran kegiatan eksplorasi dan survei seismik yang makin sibuk tahun depan.
“Dengan pertimbangan adanya penambahan kegiatan pengeboran untuk eksplorasi dan pengembangan, serta beberapa plan of development optimalisasi lapangan yang on stream,” kata Arifin saat rapat kerja penetapan Asumsi Dasar Sektor ESDM RAPBN 2025, Jakarta, Rabu (19/6/2024).
Sementara itu, pemerintah menargetkan cost recovery sampai akhir tahun ini terealisasi di angka US$8,25 miliar.
Kendati demikian, kata Arifin, outlook cost recovery tahun ini bisa lebih rendah dari alokasi yang disiapkan lantaran adanya program efisiensi dari kegiatan hulu migas saat ini.
“Dikarenakan terdapat efisiensi kegiatan di antaranya seismik, pemboran dan biaya administrasi,” tuturnya.
Baca Juga
Hingga April 2024 lalu, realisasi cost recovery telah mencapai US$2,12 miliar atau 25,7% dari keseluruhan anggaran cost recovery yang disiapkan tahun ini di level US$8,25 miliar.
Adapun, Komisi VII DPR RI menyepakati anggaran cost recovery pada 2025 berada di rentang US$8,25 miliar sampai dengan US$8,5 miliar.
“Untuk cost recovery disepakati US$8,25 miliar sampai dengan US$8,5 miliar,” kata Wakil Ketua Komisi VII Eddy Soeparno saat rapat kerja penetapan Asumsi Dasar Sektor ESDM RPABN Tahun 2025, Jakarta, Rabu (19/6/2024).
Sementara itu, komisi energi bersama dengan Arifin menetapkan Indonesian Crude Price (ICP) di rentang US$80 per barel sampai dengan US$85 per barel.
Adapun, asumsi lifting migas pada RAPBN Tahun 2025 diharapkan sampai di level 1,603 juta boepd sampai dengan 1,652 juta boepdl
Perinciannya, lifting minyak ditetapkan di rentang 600.000 bopd sampai dengan 605.000 bopd. Selanjutnya, lifting gas bumi berada di rentang 1,003 juta boepd sampai dengan 1,047 juta boepd.
Di sisi lain, volume BBM bersubsidi meliputi minyak solar dialokasikan sebesar 18,5 juta kiloliter sampai dengan 19 juta kiloliter. Adapun, alokasi minyak mentah pada RAPBN 2025 ditetapkan sebesar 0,55 juta kiloliter sampai dengan 0,58 juta kiloliter.
“Subsidi listrik mencapai Rp84 triliun sampai dengan Rp88,36 triliun,” kata Eddy.