Bisnis.com, BOGOR — Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk menerapkan kebijakan dekarbonisasi dalam mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. Indonesia melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang dipimpin Sri Mulyani melaporkan telah menyalurkan uang pajak senilai Rp569 triliun dari belanja pemerintah pusat dalam kurun waktu 2016 hingga 2022 untuk mengatasi perubahan iklim.
Mengacu data World Resource Institute (2023), emisi CO2 tahunan Indonesia pada 2022 menempati peringkat 11 dengan 648 ton CO2e. Sementara emisi per kapita Indonesia justru meningkat pada 2022 menjadi 2,6 dari 2,3 (2021). Namun, capaian ini masih di bawah rata-rata dunia dan terendah ketiga di antara negara-negara G20.
Emisi yang Indonesia hasilkan jauh lebih rendah dari China dan Amerika Serikat yang berada pada posisi utama. Di antara negara G20, China menempati posisi pertama dengan emisi CO2 tahunan pada 2022, sebanyak 11.556 ton CO2e.
Sementara Amerika Serikat (AS) menempati posisi kedua, dengan emisi sebesar 4.576 ton. Kemudian diikuti India yang memiliki lebih dari satu miliar penduduk, menghasilkan emisi sebanyak 3.664 ton.
Di sisi lain, negara yang menghasilkan emisi paling rendah di antara 20 negara, yakni Inggris dengan jumlah CO2e sebanyak 410 ton.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat meski telah belanja Rp569 triliun untuk mengatasi perubahan iklim, termasuk penurunan emisi, kebutuhan pendanaan untuk mengatasi perubahan iklin lebih dari Rp4.000 triliun atau US$281 miliar.
Baca Juga
Direktur Penghimpun dan Pengembangan Dana Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) Endah Tri Kurniawati menyampaikan memang pada dasarnya emisi terbesar justru dari negara maju.
Endah menuturkan faktanya negara-negara tersebut masih belum menunjukkan komitmen pendanaan perubahan iklim terhadap Paris Agreement dengan pemenuhan US$100 miliar.
“Emisi terbesar dari negara maju. Sudah komitmen apa belum? Belum [Paris Agreement] belum mencapai US$100 miliar,” ujarnya dalam Media Gathering, dikutip Kamis (30/5/2024).
Pemerintah juga menggarisbawahi Indonesia dan negara berkembang lainnya berhak untuk tumbuh dan melanjutkan agenda pembangunan ekonominya, namun secara simultan akan tetap berusaha keras untuk mewujudkan berbagai target perubahan iklim termasuk transisi energi melalui dukungan pembiayaan transisi global.
Indonesia pun terus berusaha untuk menjadi led by example mengenai upaya transisi energi melalui mekanisme pembiayaan campuran antara publik dan swasta yaitu Energy Transition Mechanism (ETM) platform untuk mempercepat suntik mati PLTU batu bara dan transisi menuju energi terbarukan.
Peringkat Emisi Negara G20 :
Negara | Emisi (ton CO2e) |
---|---|
China | 11.556 |
Amerika Serikat | 4.576 |
India | 3.664 |
Uni Eropa | 2.743 |
Rusia | 1.698 |
Jepang | 1.172 |
Jerman | 770 |
Kanada | 703 |
Meksiko | 702 |
Korea | 687 |
Indonesia | 648 |
Arab Saudi | 593 |
Australia | 543 |
Tukiye | 539 |
Brasil | 536 |
Afrika Selatan | 524 |
Argentina | 469 |
Italia | 459 |
Prancis | 441 |
Inggris | 410 |
Sumber: World Resource Institute (2023)