Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Bidik Nilai Investasi di KEK BSD, Batam, dan Morowali Rp161 Triliun

Investasi KEK Bumi Serpong Damai (BSD), KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam, dan KEK di Morowali dibidik senilai Rp161 triliun.
Ilustrasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)/kek.go.id
Ilustrasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)/kek.go.id

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menargetkan nilai investasi tiga kawasan ekonomi khusus (KEK), yaitu KEK Bumi Serpong Damai (BSD), KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam, dan KEK di Morowali senilai Rp161 triliun.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan bahwa Dewan Nasional KEK telah menyetujui usulan pembentukan ketiga KEK tersebut.

Susiwijono menjelaskan KEK pertama yang diusulkan, yaitu BSD, akan bergerak di bidang pendidikan dan pelayanan kesehatan internasional dengan pengembangan teknologi digital. 

“Total investasinya [KEK BSD], diproyeksikan nanti selama 20 tahun sebesar Rp18,8 triliun dan penciptaan lapangan kerjanya diperkirakan sebanyak 13.446 lapangan kerja,” katanya, Rabu (30/5/2024).

Selain itu, pemerintah juga memperkirakan dampak ekonomi dari pengembangan KEK di Tangerang tersebut mencapai Rp8,45 triliun.

Untuk diketahui, KEK BSD diusulkan oleh PT Surya Inter Wisesa (SIW), anak perusahaan PT Bumi Serpong Damai (BSD) dengan luas lahan sebesar 59,68 hektare.

Usulan kedua, KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam diinisiasi oleh PT Karunia Praja Pesona dengan komitmen investasi sebesar Rp6,91 triliun dengan serapan tenaga kerja  sebanyak 105.406 orang. 

Investor utama KEK tersebut, Apollo Hospital, berkomitmen dengan target konstruksi pada bidang layanan kesehatan standar internasional dan peningkatan medical tourism yang akan rampung dan beroperasi pada 2026.

Lebih lanjut, usulan ketiga, KEK di Morowali, Sulawesi Tengah, dengan hilirisasi nikel berbasis green industry, memiliki target investasi hingga beroperasi penuh senilai Rp135,38 triliun dengan serapan tenaga kerja sebanyak 136.000 orang.

KEK tersebut akan bergerak di bidang produksi dan pengolahan nikel dengan keunggulan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PTLGU), teknologi Fully Enclosed Submerged Electric Furnace, daur ulang limbah tailing process High Pressure Acid Leaching (HPAL), hilirisasi Nickel Matte dan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) untuk menjadi prekursor baterai mobil listrik, serta pasokan air baku dengan pembangunan waduk dan bendungan. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper