Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurangi Ketergantungan Batu Bara, Kadin Dorong Pemanfaatan Gas Bumi untuk Smelter

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berharap smelter-smelter mineral mendatang dapat mengadopsi gas sebagai sumber energi alternatif batu bara.
Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa milik PT Aneka Tambang (ANTAM) Tbk, di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Selasa (8/5/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa milik PT Aneka Tambang (ANTAM) Tbk, di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Selasa (8/5/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong pemerataan dan keberlanjutan pasokan gas di seluruh daerah untuk menopang kegiatan hilirisasi mineral.

Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kadin Indonesia Carmelita Hartoto berharap smelter-smelter mineral mendatang dapat mengadopsi gas sebagai sumber energi alternatif yang saat ini masih bertumpu pada batu bara.

“Kadin telah melalukan FGD [focus group discussion] bersama Bappenas untuk melengkapi kajian yang dilakukan. Ke depan kita harap ada satu pemerataan dan keterjaminan pasokan untuk gas bumi,” kata Carmelita saat dihubungi Bisnis, Rabu (29/5/2024).

Ihwal minimnya adopsi gas di smelter saat ini, Carmelita mengatakan, hal itu disebabkan karena kendala pemerataan infrastruktur.

“Ini mesti dipetakan mana daerah yang memiliki pasokan dan jaringan gas yang lebih dan mana wilayah yang masih kurang,” tuturnya.

Sebelumnya, Indonesia Gas Society (IGS) menyarankan pemerintah untuk berhati-hati dalam menetapkan harga gas bumi tertentu (HGBT). 

Alasannya, penetapan harga yang tidak adil bakal berdampak negatif pada rencana investasi PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) untuk pengembangan infrastruktur midsteram gas. 

“Jika harga gas ditetapkan rendah, PGN mungkin mengalami keterbatasan sumber daya untuk menginvestasikan dalam pengembangan infrastruktur baru atau pemeliharaan yang diperlukan,” kata Chairman IGS Aris Mulya Azof saat dihubungi, Kamis (18/4/2024).

Di sisi lain, kata Aris, PGN dapat memiliki ruang pembiayaan infrastruktur yang lebih lebar jika harga gas ditetapkan sesuai dengan harga komersial. 

“Oleh karena itu, penetapan harga harus dipertimbangkan dengan hati-hati agar mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan bisnis PGN,” kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper