Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemendag 'Jewer' 3 Perusahaan Akibat Lelet Impor Gula, Siapa Saja?

Kemendag melayangkan surat teguran terhadap 3 perusahaan akibat lelet dalam melakukan impor gula ke Indonesia.
Proses bongkar muat impor gula di Terminal Kade 101 Tanjung Priok, Jakarta. Bisnis/Abdurachman
Proses bongkar muat impor gula di Terminal Kade 101 Tanjung Priok, Jakarta. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi impor gula cenderung lambat. Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengirimkan surat teguran ke tiga perusahaan yang lelet melakukan impor.

Direktur Bahan Pokok dan Barang Penting, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Bambang Wisnubroto mengatakan, hingga 27 Mei 2024 telah menerbitkan persetujuan impor gula sebanyak 529.550 ton setara gula kristal putih (GKP). Dari jumlah izin impor tersebut, realisasinya baru mencapai 380.240 ton GKP atau setara 71,8% dari izin yang diterbitkan. 

Adapun pemerintah menetapkan kebutuhan impor gula konsumsi 2024 sebanyak 708.609 ton setara GKP. Mayoritas impor gula konsumsi berasal dari Thailand dan Brasil.

Dia pun membeberkan, bahwa terdapat tiga perusahaan importir yang telah diberi surat peringatan dari Kemendag lantaran belum merealisasikan impor gula meskipun telah mengantongi izin.

Tiga perusahaan importir gula itu antara lain PT Sukses Mantap Sejahtera, PT Gunung Madu Plantations dan PT Pemukasakti Manis Indah. Adapun surat teguran telah diberikan oleh Kemendag pada 30 April 2024.

"Kami sudah memberikan surat teguran kepada 3 importir pemilik persetujuan impor Gula Kristal Mentah [GKM] untuk diolah menjadi Gula Kristal Putih yang sampai April 2024 belum merealisasikan impornya sama sekali," ujar Bambang dalam Rapat Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (27/5/2024).

Dia melanjutkan, penerbitan izin impor gula sebanyak 53,66% dari alokasi impor sebanyak 708.609 ton setara GKP bakal tetap mencukupi kebutuhan gula nasional hingga Juli 2024.

Importasi gula pada periode 1 akan dilakukan sampai dengan 31 Mei 2024 untuk kemudian masuk musim giling tebu pada akhir Mei hingga Oktober 2024. Selanjutnya, importasu gula periode kedua akan dimulai lagi pada November 2024 usai musim giling tebu berakhir.

Kemendag, kata Bambang, juga telah melakukan koordinasi dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk mendorong para importir yang memiliki persetujuan impor agar segera merealisasikan impor dan mendistribusikannya ke pasaran.

"Diperkirakan impor gula konsumsi akan mencukupi sampai dengan Juli 2024, saat ini sudah masuk musim giling harapannya harga gula berangsung-angsur terkoreksi turun," kata Bambang.

Menyitir Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harg gula pasir secara nasional hari ini pukul 11.29 WIB naik tipis 0,05% menjadi Rp18.360 per kilogram.

Harga gula tersebut masih di atas fleksibilitas penjualan harga gula di ritel modern yang ditetapkan sebesar Rp17.500 per kilogram.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper