Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Australia Agresif Geber Energi Terbarukan, Bagaimana Nasib Bisnis Batu Baranya?

Australia memasang target ambisius dalam pengembangan energi terbarukan. Bagaimana nasib bisnis batu baranya?
Menteri Industri dan Perdagangan New South Wales Anoulack Chanthivong
Menteri Industri dan Perdagangan New South Wales Anoulack Chanthivong

Bisnis.com, SYDNEY - Pemerintah negara bagian New South Wales, Australia, memastikan industri batu bara masih tetap kuat di tengah agresifnya upaya untuk mengakselerasi penggunaan energi terbarukan.

Adapun, pemerintah Australia memasang target ambisius dalam meningkatkan bauran energi terbarukan pada sistem kelistrikannya guna mencapai net zero emission pada 2050. Bauran energi terbarukan ditargetkan dapat meningkat dari 35% per 2023 menjadi 82% pada 2030. 

Menteri Industri dan Perdagangan New South Wales Anoulack Chanthivong mengatakan bahwa ekspor bahan bakar fosil seperti batu bara masih berkontribusi besar terhadap total ekspor Australia. Apalagi, permintaan batu bara dari sejumlah negara, seperti Jepang dan Korea, diperkirakan masih cukup tinggi ke depan.

"Saya rasa industri bahan bakar fosil kami masih cukup kuat. Saya pikir itu sepertiga dari ekspor kami, dari New South Wales sebagian besar," ujar Chanthivong ketika ditemui di Sydney, dikutip Kamis (23/5/2024).

"Kami mengirim banyak batu bara ke Jepang dan Korea. Saya pikir mereka telah menutup sejumlah pembangkit listrik nuklir mereka, jadi mereka akan membutuhkan lebih banyak bahan bakar fosil untuk menggerakkan ekonomi mereka," imbuhnya.

Meski demikian, Chanthivong tak memungkiri bahwa permintaan batu bara akan terus menurun dari Waktu ke waktu. Untuk itu, pemerintahannya telah menyiapkan pengembangan industri berbasis energi hijau untuk menopang perekonomian Australia ke depannya.

Salah satu pengembangan industri berbasis energi hijau yang tengah digenjot pemerintah Australia adalah hidrogen. Chanthivong menuturkan, pasar batu bara seperti Jepang telah menunjukkan ketertarikannya terhadap pengembangan hidrogen di Negeri Kanguru itu.

"Kami tidak bisa begitu saja mengatakan bahwa kami akan menutup tambang batu bara ini, tetapi banyak yang menyarankan hal itu. Namun, kamii juga tahu bahwa permintaan akan sumber daya ini akan terus menurun dari waktu ke waktu. Jadi kami perlu bersiap-siap sekarang, seperti kata pepatah yang mengatakan bahwa kita harus memperbaiki atap selagi matahari bersinar," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper